Minggu, 01 September 2013

Protein Penting Bagi Tubuh, Tapi Jadi ‘Racun’ Bagi Penderita Alergi

Telur, ikan laut, dan udang adalah sumber-sumber protein yang sangat dibutuhkan tubuh. Namun, sayangnya ada orang-orang yang justru menderita gatal-gatal begitu mengkonsumsi sumber protein hewani tersebut. Benarkah protein yang sangat dibutuhkan tubuh dapat memicu timbulnya alergi?

dr. Indra G Mansur, DHES, SpAnd, ILS membenarkan adanya alergi tubuh yang acapkali disebabkan oleh konsumsi protein. Sumber-sumber protein hewani seperti udang, ikan laut, dan telur kerap menimbulkan alergi pada tubuh orang yang memang cukup sensitive merespon kehadiran protein. Pada sebagian orang, protein memang dapat memicu beragam bentuk reaksi alergi. Mulai dari gejala gata-gatal pada kulit, gangguan pencernaan, mual muntah, hingga sesak napas bagi yang sudah menderita alergi cukup parah.
Kendati secara umum kandungan protein memang sangat dibutuhkan tubuh dalam menjalani proses pembentukan sel dan regenarasi, tidak sedikit tubuh yang memberi reaksi berlebihan terhadap jenis-jenis protein. Umumnya yang paling sering memicu alergi adalah jenis protein hewani, sementara untuk jenis protein nabati pada umumnya lebih bisa ditoleransi oleh tubuh.
Lebih lanjut dr. Indra G Mansur, DHES, SpAnd, ILS menjelaskan bahwa pada dasarnya protein memang sangat dibutuhkan dalam membangun daya tahan tubuh terhadap penyakit. Akan tetapi apabila ditambah dapat menyebabkan hiper yang berujung pada meracuni tubuh. Hal inilah yang disebut auto imun yang diakibatkan adanya kondisi hipersensitif.
Lantaran alergi adalah jenis penyakit yang sukar disembuhkan, maka cara terbaik untuk menghindari gatal-gatal atau reaksi alergi lain yang tidak diinginkan adalah dengan menjauhi sumber alergi. Namun demikian, perlu diingat lagi bahwa protein masuk dalam jajaran komponen gizi makro yang tidak dapat begitu saja dihindari. Ada baiknya melatih tubuh sejak dini supaya tubuh dapat belajar untuk terbiasa menerima kehadiran protein yang memang pada dasarnya sangat dibutuhkan tubuh.
Apabila alergi protein diketahui sejak masih kanak-kanak, sebaiknya lakukan langkah desensitivitasi, yakni kegiatan melakukan pengenalan secara pelan dan bertahap pada sumber-sumber alergi. Dengan demikian, sedini mungkin tubuh dapat belajar berdaptasi dengan sumber nutrisi yang penting bagi tubuh dan sebisa mungkin sebaiknya tidak dihindari.



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JANGAN LUPA BERKOMENTAR DAN UNGKAPKAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL INI.

NO SARA
NO PORNOGRAFI
NO SPAM
NO LINK ON
NO LINK OFF

JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMBAGIKAN ARTIKEL INI KE JEJARING SOSIAL YANG ANDA SUKA YA :)