Minggu, 01 September 2013

Sakit Perut Menandai Adanya Penyakit Kolangiokarsinoma

Kolangiokarsinoma merupakan tumor ganas dari duktus biliaris atau saluran empedu. Penyakit ini termasuk jenis tumor hati kedua yang banyak diderita di Indonesia setelah karsinoma hepatiseluler. Semua kolangiokarsinoma pertumbuhannya lambat, metastasenya lambat, dan infiltratif lokal. Tumor ganas ini ditandai dengan perkembangan abnormal dari saluran empedu intrahepatik dan ekstrahepatik. Tumor berwarna putih dan keras merupakan tumor kelenjar yang berasal dari epitel saluran empedu. Sel-sel tumor seperti epitel saluran empedu.

Dari kebanyakan kasus tercatat lebih dari 90 persen merupakan adenokarsinoma dan selebihnya adalah tumor sel squamosa. Kolangiokarsinoma dapat terjadi di 3 daerah, yakni intrahepatik, ekstrahepatik (perihiliar) dan distal ekstrahepatik. Dari semuanya, tumor perihilar yang disebut dengan tumor Klatskin (terjadi pada bifurcatio duktus hepatica/biliaris kanan dan kiri), adalah yang paling sering dan tumor intrahepatik adalah yang paling jarang.
Gejala
1. Jaundice merupakan manifetasi klinik yang paling sering terjadi dan biasanya paling baik dideteksi langsung di bawah sinar matahari. Obstruksi dan kolestasis cenderung terjadi pada tahap awal jika tumor berlokasi di duktus hepatikus komunis dan duktus koledokus. Jaundice yang terjadi pada tahap akhir bila tumor berlokasi di perihilar atau intrahepatik ini merupakan tanda bahwa penyakit sudah berada dalam tahap yang parah. Hal ini terjadi oleh karena peningkatan kadar bilirubin oleh karena obstruksi.
2. Urine berwarna gelap
3. Tinja berwarna kuning dempul
4. Pruritus
5. Penurunan berat badan
6. Sakit pada perut kanan atas dan sakitnya bisa menjalar ke punggung
Terapi
Terapi ini bertujuan untuk mengobati kanker dan obstruksi yang disebabkan oleh tumor ini. Jika memungkinkan bedah atau operasi bisa dijadikan pilihan yang dapat memberikan hasil yang memuaskan. Radiasi atau kemoterapi bisa dilakukan setelah operasi untuk risiko kekambuhan, namun keuntungan yang diperoleh dari tindakan belum jelas kebenarannya.
Terapi dengan menggunakan endoskopi atau operasi dapat membebaskan obstruksi pada duktus biliaris dan menghilangkan jaundice pada pasien jika memang tumornya tidak bisa direseksi.
Penderita tumor yang tidak bisa direseksi, mungkin bisa melakukan radioterapi. Kemoterapi juga bisa melengkapi redioterapi jika tumor sudah menyebar keluar saluran empedu.



Artikel Terkait:

9 komentar:

JANGAN LUPA BERKOMENTAR DAN UNGKAPKAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL INI.

NO SARA
NO PORNOGRAFI
NO SPAM
NO LINK ON
NO LINK OFF

JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMBAGIKAN ARTIKEL INI KE JEJARING SOSIAL YANG ANDA SUKA YA :)