Jumat, 26 Oktober 2012

Perkelahian yang dapat Menyebabkan Masuk Neraka


Ceramah Habib Munzir bin Fuad al-Musawa
Senin, 17 Oktober 2011
Masjid al-Munawar Pancoran, Jakarta Selatan
عَنْ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ : ذَهَبْتُ لِأَنْصُرَ هَذَا الرَّجُلَ فَلَقِيَنِي أَبُو بَكْرَةَ فَقَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قُلْتُ أَنْصُرُ هَذَا الرَّجُلَ قَالَ ارْجِعْ فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِذَا الْتَقَى الْمُسْلِمَانِ، بِسَيْفَيْهِمَا، فَالْقَاتِلُ، وَالْمَقْتُولُ، فِي النَّارِ، قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذَا الْقَاتِلُ فَمَا بَالُ الْمَقْتُولِ؟ : قَالَ إِنَّهُ كَانَ حَرِيصًا عَلَى قَتْلِ صَاحِبِهِ
(صحيح البخاري)
Berkata Ahnaf bin Qeis ra: Aku berangkat (dengan pedang terhunus) untuk menolong seseorang, lalu kutemu Abu Bakrah ra berkata: kau akan kemana?, kujawab: ingin menolong pria itu..!, maka berkata Abu Bakrah ra: Pulanglah..!, aku mendengar Rasul saw bersabda: “Jika berkelahi dua kelompok muslimin dengan senjata mereka, maka yang membunuh dan yang dibunuh masuk neraka”. Lalu kubertanya: Wahai Rasulullah (SAW), aku mengerti kalau yang membunuh masuk neraka, tapi apa salahnya yang dibunuh (masuk neraka pula)?, sabda Rasul SAW: “Karena sebelum ia terbunuh ia sudah siap (menghunus pedang) untuk membunuh temannya itu”(Shahih Bukhari)




حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ اْلجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ هَدَانَا بِعَبْدِهِ اْلمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ نَادَانَا لَبَّيْكَ يَا مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبـَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِي جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِي الْجَلْسَةِ الْعَظِيْمَةِ نَوَّرَ اللهُ قُلُوْبَنَا وَإِيَّاكُمْ بِنُوْرِ مَحَبَّةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَخِدْمَةِ اللهِ وَرَسُوْلِهِ وَاْلعَمَلِ بِشَرِيْعَةِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha melimpahkan hidayah kepada hamba-hamba-Nya, Yang Maha menenangkan jiwa dengan mengingat dan menyebut nama-Nya, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala :
الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
( الرعد : 28 )
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”. ( QS. Ar Ra’d : 28 )
Jika banyak orang yang tidak mengingat Allah, maka akan semakin banyak pula hati yang tidak merasa tenang, sehingga semakin banyak terjadi keributan, semakin banyak terjadi tawuran, semakin banyak terjadi perkelahian dan perselisihan karena sedikit dalam mengingat Allah subhanahu wata’ala. Kita ketahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah makhluk yang paling berani namun beliau juga adalah makhluk yang paling berlemah lembut, baik kepada teman atau kepada musuh sekalipun, bahkan kepada hewan dan tumbuhan. Sebagaimana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda diriwayatkan di dalam Shahih Al Bukhari, yaitu hadits yang kita baca tadi dimana ketika Ahnaf bin Kais RA menghunus senjatanya, kemudian Abu Bakrah bertanya kepadanya akan pergi kemana dia, maka ia menjawab bahwa ia akan pergi untuk membantu temannya yang sedang dalam permasalahan (perkelahian), maka Abu Bakrah berkata : “pulanglah engkau dan janganlah kau mengikuti mereka, karena aku telah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa jika dua orang atau dua kelompok muslim saling beradu dengan senjata, maka yang terbunuh dan yang membunuh keduanya sama-sama akan masuk neraka, kemudian aku berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam : “ Wahai Rasulullah, orang yang membunuh wajar jika masuk neraka namun bagaimana dengan yang dibunuh?”, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “karena orang yang telah dibunuh itu jika tidak dibunuh maka ia juga akan berusaha untuk membunuh lawannya”. Maka pembunuh dan yang dibunuh keduanya sama-sama di dalam neraka, oleh karena itu jangan memilih kedua-duanya. Jika melihat ada perkelahian maka segera mundur dan laporkan pada aparat keamanan yang berwenang, tetapi jika kedatanganmu dalam perkelahian itu akan meredam dan menghentikan perkelahian tersebut maka datangilah, namun jika tidak demikian maka jangan pula ikut menyaksikan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda riwayat Shahih Al Bukhari :
لَا يُشِيرُ أَحَدُكُمْ إِلَى أَخِيهِ بِالسِّلاحِ ، فَإِنَّهُ لا يَدْرِي أَحَدُكُمْ لَعَلَّ الشَّيْطَانَ أَنْ يَنْزِعَ فِي يَدِهِ ، فَيَقَعَ فِي حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ
“Janganlah seseorang diantara kalian mengacungkan senjata kepada saudaranya, karena sesungguhnya kalian tidak tau bisa jadi syaithan merenggut (nyawanya) melalui tangannya sehingga mengakibatkannya masuk ke lubang api neraka”
Maka janganlah seeorang diantara kalian mengacungkan senjata kepada muslim yang lain, karena terkadang tanpa disadari syaithan akan membimbing tangannya sehingga ia melukainya atau bahkan membunuhnya, sehingga hal itu menjatuhkannya ke dalam api neraka. Sehingga diriwayatkan dalam Shahih Al Bukhari bahwa Rasulullah melarang untuk menghunuskan pedang atau mengeluarkan anak panah dari busurnya di masjid-masjid atau di pasar karena khawatir akan melukai orang lain, seperti itulah perhatian Rasulullah dalam menjaga kedamaian. Maka kita sesama muslim janganlah saling hantam satu sama lain karena musuh-musuh kita akan mentertawakannya. Dan sebagai warga yang baik, tidaklah salah jika membela temannya yang terdhalimi, namun cara membelanya lah yang perlu kita benahi.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah
Hakikat kehidupan ini adalah kematian dan sesudahnya, dan hakikat orang yang paling berani adalah orang yang bisa menahan hawa nafsunya, dan orang yang selalu bersabar dan bersabar dialah orang yang paling berbahaya jika ia telah marah, karena jika ia adalah seorang yang sabar maka Allah akan turut marah dengan kemarahannya, dan jika Allah telah murka maka tidak akan ada yang bisa menahan kemurkaan itu. Dijelaskan oleh para salafusshalih bahwa api neraka bukanlah tempat kemurkaan Allah, karena api neraka yang begitu dahsyat itu pun tidak akan mampu menampung kemurkaan Allah subhanahu wata’ala bahkan ia akan hancur dan lebur jika ia menampung kemurkaan Allah yang hakiki, namun neraka hanyalah tempat untuk hamba-hamba Allah yang dimurkai. Maka dalam kehidupan ini kita harus melewati banyak pintu ibadah, adapun salah satu pintu ibadah yang sangat mulia adalah berbakti kepada orang tua. Diriwayatkan dalam kitab Adabul Mufrad oleh Al Imam Al Bukhari bahwa seseorang datang kepada sayyidina Abdullah bin Abbas RadhiyaAllahu ‘anhuma dan mengadukan bahwa ia telah banyak berbuat dosa dan kesalahan, maka ia bertanya apakah yang dapat ia lakukan sebagai penghapus dosa-dosa itu, kemudian sayyidina Abdullah bin Abbas Ra berkata: 
“apakah ibumu masih hidup”?, namun ternyata ibunya telah wafat, maka sayyidina Abdullah bin Abbas berkata : “perbanyaklah bertobat dan berdoa kepada Allah”, maka setelah orang itu pergi, seseorang bertanya kepada sayyidina Abdullah bin Abbas RA akan pertanyaan beliau tentang ibu orang tadi, apa kaitannya antara dosanya dengan ibunya, maka sayyidina Abdullah bin Abbas RA berkata : “tidak aku temukan amalan yang lebih cepat mengakibatkan seseorang untuk mendapat ridha Allah dan pengampunan-Nya kecuali berbakti kepada orang tua”. Dijelaskan oleh sayyidina Abdullah Ibn Abbas RA bahwa jika seseorang mempunyai kedua orang tua maka ia telah mempunyai dua pintu sorga, dan jika kedua orang tua itu ridha kepadanya maka kedua pintu sorga itu terbuka untuknya, namun jika salah satu dari keduanya murka kepadanya maka kedua pintu sorga itu tidak akan dibuka oleh Allah bahkan Allah akan murka dan kemurkaan itu tidak akan hilang jika orang tua tetap murka. Diriwayatkan pula dari sayyidina Abdullah bin Abbas RA, bahwa ketika kedua orang tua atau salah satunya menangis sedih atau kecewa karena perbuatan anaknya, maka di saat seperti itu Allah subhanahu wata’ala sangat murka. Diriwayatkan dalam Adabul Mufrad bahwa ketika salah seorang sahabat bertanya kepada sayyidina Abdullah bin Umar RA tentang bagaimana agar cepat masuk sorga, maka sayyidina Abdullah bin Umar RA menjawab yaitu dengan berlemah lembut kepada ibu, dan memberikan apa yang ia sukai, itulah cara agar masuk sorga dengan mudah.
Terjemahan Tausyiah Al Habib Kadhim bin Ja’far As Seggaf

Segala puji bagi Allah subhanahu wata’ala atas nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kita, baik yang kita ketahui ataupun yang tidak kita ketahui, dan dengan kita mensyukuri nikmat Allah subhanahu wata’ala maka niscaya Allah akan menambah nikmat-Nya untuk kita. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para pengikutnya hingga hari kiamat. Kita juga bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala yang telah menghadirkan kita semua di majelis ini. Dan ketahuilah bahwa di tempat ini Allah menurunkan curahan rahmat-Nya, dimana di majelis ini mencakup beberapa macam ibadah, diantaranya adalah kita telah mendatangi dan duduk di rumah Allah subhanahu wata’ala (masjid), dan juga kita telah duduk dalam kumpulan orang-orang yang berdzikir kepada Allah subhanahu wata’ala dan duduk mendengarkan hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kabar gembira bahwa orang-orang yang hadir di majelis dzikir dan jika telah keluar dari majelis tersebut maka mereka mendapatkan panggilan dari Allah subhanahu wata’ala : “Bangunlah kalian dari tempat ini, sungguh dosa-dosa kalian telah diampuni dan digantikan dengan kebaikan”. Dan terlebih lagi jika itu adalah majelis dzikir kepada Allah dan juga shalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, yang mana beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah kunci dari rahmat Allah. Jika dalam majelis dzikir ini menyebut nama nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan mengagungkan nama beliau shallallahu ‘alaihi wasallam setelah kita mengagungkan Allah subhanahu wata’ala, maka Allah subhanahu wata’ala akan lebih lagi melimpahkan rahmat-Nya di majelis ini karena kemuliaan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau adalah makhluk Allah yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah subhanahu wata’ala dari seluruh makhluk-Nya. Maka dalam majelis ini akan turun para malaikat membawa ketenangan dan diliputi oleh rahmat Allah subhanahu wata’ala. Bahkan Allah subhanahu wata’ala saat ini menyebut nama-nama kita di tempat yang tertinggi dihadapan para malaikat-Nya dan membanggakan hamba-hamba-Nya yang berdzikir di majelis-majelis dzikir. Jika kita telah berdiri dari majelis ini dan pulang ke rumah masing-masing, maka malaikat mencatat kehadiran kita semua di majelis ini dan malaikat-malaikat Allah itu tidak langsung berbicara kepada Allah hingga Allah subhanahu wata’ala yang bertanya kepada mereka apa yang sedang dilakukan para hamba-hamba-Nya di majelis tersebut, maka para malaikat berkata bahwa hamba-hamba itu duduk berkumpul memuji dan mengagungkan nama Allah subhanahu wata’ala. Dan dalam majelis seperti ini Allah subhanahu wata’ala menanyakan kepada malaikat-Nya apa yang diminta oleh para hamba-Nya di majelis tersebut, padahal Allah Maha Tau akan permohonan hamba-Nya, maka para malaikat berkata bahwa hamba-hamba itu meminta surga Allah subhanahu wata’ala dan meminta perlindungan Allah dari api neraka. Di dalam riwayat hadits yang lain disebutkan bahwa ketika para hamba-Nya meminta sorga dan memohon perlindungan kepada Allah dari api neraka, Allah bertanya apakah mereka pernah melihat sorga dan neraka?, maka para malaikat berkata bahwa mereka belum pernah melihat sorga atau neraka, maka Allah kembali bertanya lagi : “bagaimana jika mereka pernah melihat neraka?”. Allah Maha Tau bahwa hamba-Nya yang hadir di majelis dzikir itu belum pernah melihat neraka, namun Allah tetap menanyakan-Nya kepada malaikat agar mereka menjadi saksi dihadapan Allah subhanahu wata’ala, maka para malaikat berkata : “Ya Allah jika mereka melihat neraka maka mereka akan sangat takut dan lebih meminta perlindungan kepada-Mu”. Dan ketika para malaikat itu diajak berdialog oleh Allah subhanahu wata’ala maka bukan hanya mereka saja yang mendengarnya, akan tetapi semua malaikat yang ada di tujuh lapis langit mendengar pertanyaan-pertanyaan Allah, dan malaikat yang pertama kali mendengar ucapan Allah subhanaha wata’ala ia langsung tunduk dan tersungkur di hadapan Allah subhanahu wata’ala karena mengagungkan Allah subhanahu wata’ala. Maka Allah berfirman dihadapan para malaikat-Nya: “Kujadikan kalian saksi wahai para malaikat-Ku, bahwa Aku telah mengampuni dosa mereka (hamba-hamba Allah) semua, dan Aku memberikan semua apa yang mereka minta”. Maka para malaikat mengetahui anugerah Allah yang sangat besar kepada mereka yang hadir di majelis-majelis dzikir, kemudian para malaikat berkata kepada Allah : “ Ya Allah, sesungguhnya diantara mereka ada yang hadir ke majelis bukan untuk tujuan berdzikir, namun ada tujuan yang lain”. Para malaikat mengetahui setiap niat kita yang hadir di majelis dzikir ini, dan karena mereka sangat amanah maka mereka mengatakan kepada Allah bahwa ada orang-orang yang hadir di majelis itu bukan karena tujuan berdzikir namun karena ada tujuan yang lainnya. Allah subhanahu wata’ala tidak peduli apakah kehadiran hamba-hamba-Nya ke majelis dzikir itu untuk berdzikir atau ada niat yang lain, namun Allah berkata bahwa orang yang hadir dan duduk bersama orang yang berdzikir mereka tidak akan rugi atau sial dengan duduk bersama mereka. Begitu juga para wali Allah seperti Al Habib Ali Al Habsyi mereka mengadakan majelis-majelis seperti ini semata-mata karena kecintaannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan untuk menggembirakan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Sehingga Al Habib Ali Al Habsyi berkata dalam qasidahnya bahwa orang yang hadir dalam majelis dzikir seperti ini sungguh mereka telah beruntung karena kehadiran mereka semata-mata karena kecintaannya kepada sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Maka banyaklah bersyukur kepada Allah subhanahu wata’ala Yang memberikan taufik kepada kalian sehingga bisa hadir setiap minggu di majelis ini, karena hal ini adalah anugerah yang besar dari Allah subhanahu wata’ala. Dan ketahuilah bahwa Allah tidak memberikan kebaikan kepada sembarang orang namun Allah memberikannya hanya kepada hamba-hamba yang dicintai-Nya. Kita bersyukur kepada Allah atas curahan rahmat dan anugerah dari Allah di tempat ini. Maka setelah kalian bangun dari majelis ini perhatikanlah 3 perkara, yang pertama yaitu untuk senantiasa berusaha melakukan shalat di awal waktu, sebagaimana nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam di akhir hayatnya sebelum beliau wafat kalimat yang beliau ucapkan adalah : الصلاة، الصلاة (perhatikanlah shalat), kemudian berusahalah untuk selalu bersiwak, dan jika tidak ada siwak dari kayu arak maka gunakanlah ujung pakaian untuk bersiwak, karena satu raka’at yang dilakukan dengan bersiwak itu lebih baik dari 70 raka’at tanpa siwak, dan berusahalah untuk senantiasa melakukan shalat berjamaah baik di rumah atau di masjid. Yang kedua, berbaktilah kepada kedua orang tua dan senantiasa berbuat baik kepada mereka. Apabila kalian menjaga shalat 5 waktu maka Allah akan menjaga dan memuliakan semua amal ibadah kalian, dan jika kalian memperhatikan dan memperbaiki hubungan kalian dengan orang tua kalian, maka Allah subhanahu wata’ala akan memperbaiki semua hubungan kalian dengan hamba-hamba-Nya yang lain, dan yang paling utama adalah perbuatan baik kepada ibu. Dan ketahuilah bahwa segala yang kita inginkan dapat Allah berikan kepada kita dengan doa yang keluar dari lisan seorang ibu. Yang ketiga, adalah memperhatikan dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan tanda rasa syukur kita kepada Allah subhanahu wata’ala karena telah memberi kita hidayah pada Islam adalah dengan kita berdakwah di jalan Allah subhanahu wata’ala. Apabila kita memperhatikan dakwah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam maka kita akan menyelamatkan saudara dan kerabat kita dari gangguan para syaithan yang menggoda, itulah ynag diinginkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para wali-wali Allah. Ketahuilah bahwa dakwah ini adalah samudera lautan yang sangat dalam, maka berusahalah untuk memulai mendakwahi diri sendiri, kemudian keluarga dan orang-orang terdekat kalian. Bagaimana kita berdakwah kepada diri kita sendiri?, yaitu berakhlak dengan akhlak nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan untuk berakhlak dengan akhlak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dengan cara bershalawat kepada beliau, maka berusahalah sebelum tidur di malam hari untuk bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedkitnya 20 kali. Maka Allah akan membukakan pintu untuk kita, dan menyingkap hijab penghalang dengan bershalawat kepada nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan itu juga Allah akan membukakan pintu taufik dan kemudahan untuk kita senantiasa berbuat kebaikan, amin ya rabbal ‘alamin…
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله…لاَ إلهَ إلاَّ اللهُ اْلعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ…لاَ إِلهَ إِلَّا الله رَبُّ اْلعَرْشِ اْلعَظِيْمِ…لاَ إِلهَ إلَّا اللهُ رَبُّ السَّموَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ اْلعَرْشِ اْلكَرِيْمِ…مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ