Zubir
Said (lahir di Bukittinggi, 22 Juli 1907 – meninggal di Singapura, 16
November 1987 pada umur 80 tahun) adalah seorang penggubah musik untuk
film dan sekaligus pencipta lagu kebangsaan Singapura, "Majulah
Singapura". Ia dipercaya telah menggubah lebih kurang 1.000 buah
lagu.PESERTA PELATIHAN MEDIA CORP ASAL Indonesia terperangah dengan
penjelasan Menteri Negara Senior Urusan Luar Negeri Singapura, Zainul
Abidin Rasheed. Di tengah kunjungan peserta pelatihan ke Istana Kampong
Gelam Singapura, Senin, Zainul yang berdiri di samping sebuah patung
manusia menjelaskan asal-usul patung tersebut. Menurut Zainul, itulah
patung Zubir Said, pencipta lagu kebangsaan Singapura yang berasal dari
Indonesia (Minang).
Kantor berita Antara, sayangnya tak
menjelaskan bagaimana keterkejutan para peserta pelatihan asal Indonesia
mendengar penjelasan Zainul itu kecuali hanya mengutip pernyataan
Zainul. Menurut Zainul, Zubir Said telah memberikan kontribusi yang
sangat berarti atau fundamental bagi Singapura yang didiami warga negara
dari multi bangsa. Itu saja.
Bagi sebagian orang termasuk para
peserta pelatihan itu, informasi Zainul mungkin memang mengejutkan
meskipun berita itu sudah lama diketahui oleh sebagian yang lain. Dua
tahun lalu, dalam acara yang sama yang juga mengundang peserta dari
Indonesia, Zainul sebetulnya juga sudah menjelaskan hal serupa. Namun
penjelasan Zainul tak terlalu menarik perhatian orang, rupanya, hingga
muncul berita seperti di Antara pada 12 Mei 2008.
Siapa Zubir
Said? Lahir di Bukit Tinggi pada 22 Juli 1907, Zubir adalah anak dari
Mohamad Said bin Sanang. Zubir baru berusia 7 tahun ketika ibunya
meninggal dunia. Saudaranya berjumlah delapan; 3 laki-laki dan 5
perempuan. Sejak masa kanak, bakat Zubir bermain musik sudah terlihat
ketika dia misalnya diketahui sangat piawai memainkan suling, gitar dan
drum. Tak ada yang mengajari Zubir melainkan semuanya merupakakan bakat
alam.
Sebelum merantau ke (pulau) Singapura pada 1928, Zubir
diketahui pernah bersekolah di Belanda. Panggilan hatinya untuk
bermusik, membuatnya meninggalkan Belanda meskipun pilihannya itu
ditentang oleh sang ayah. Di Singapura, dia bergabung dengan Grup
Bangsawan, sebuah kelompok opera yang para pemainnya berasal dari bangsa
Melayu. Di kelompok itu Zubir tak bertahan lama, karena dia kemudian
memutuskan bekerja untuk perusahaan rekaman His Master’s Voice pada
1936. Di perusahaan itulah, Zubir bertemu dengan Tarminah Kario Wikromo,
perempuan Jawa yang dikenal sebagai penyanyi keroncong yang pada 1938
dipinangnya sebagai istri.
Zubir sebetulnya sempat pulang dan
menetap kembali di Bukit Tinggi setelah menikah. Dia baru kembali ke
Singapura pada 1941 dan terus menetap di sana hingga meninggal pada
1987. Masa kedua kehidupannya di Singapura, dia lewatkan dengan bekerja
pada surat kabar Utusan Melayu sebagai fotografer dan penulis paruh
waktu. Tujuannya semata agar dia punya kesempatan lebih banyak untuk
bermain musik dan menuliskannya di surat kabar.
Karir musik Zubir
mulai mentereng ketika pada 1957, untuk kali pertama karya musiknya
dipentaskan untuk umum di Victoria Teater. Pada tahun berikutnya, Dewan
Kota Singapura menetapkan salah satu komposisi Zubir sebagai lagu resmi
kota Singapura. Lagu berjudul Majulah Singapura itulah yang belakangan
kemudian ditetapkan menjadi lagu kebangsaan Singapura ketika negara itu
merdeka pada 9 Agustus 1965.
Sebelum kemerdekaan Singapura itu,
Zubir sudah mencipta beberapa lagu termasuk untuk soundtrack film yang
dibuat oleh Cathay Keris. Salah satu lagu yang dibuat Zubir untuk film
Dang Anom bahkan memenangi penghargaan Festival Film Asia ke-9 di Seoul,
Korea Selatan pada 1962. Beberapa komposer dan pengamat musik menilai
karya Zubir sebagai lagu Melayu yang sebenarnya karena musiknya banyak
berkaitan dengan sejarah dan nilai-nilai Melayu terutama Minang dan
membangkitkan semangat kebangsaan pada 1950.
Sebelum penyakit
kuning menderanya hingga dia meninggal pada 16 November 1987, Zubir
diketahui telah membuat karya musik hingga 1.500 judul. Lagu-lagu itu
belum seluruhnya dipublikasikan karena Zubir terlalu serius mengajar
seniman-seniman muda tentang seni musik daripada mengurusi rekaman
lagu-lagunya. Lagu-lagu ciptaan Zubir yang terkenal antara lain, Sang
Rembulan, Sayang Disayang, Cinta, Selamat Berjumpa Lagi, Nasib Malang,
Anak Daro, Setangkai Kembang Melati, dan Kumang dan Rama-Rama.
Sejak 2003, pemerintah Singapura merenovasi Istana Kampong Gelam. Itulah
istana peninggalan Sultan Ali, anak Sultan Hussein Shah dari Kesultanan
Johor-Riau, yang dibuat pada lebih kurang 167 tahun silam. Sebelum
diresmikan sebagai museum dan dibuka untuk umum pada 4 Juni 2005,
renovasi istana menelan Sin $ 17 juta. Zainul adalah wakil ketua Yayasan
Warisan Malaysia yang antara lain membawahi Istana Kampong Gelam.
Istana yang terletak di Taman Warisan Melayu Singapura itulah, antara
lain dipajang patung Zubir Said.
Setiap tahun, Singapura mengundang
para wartawan termasuk dari Indonesia untuk mengunjungi istana tersebut
tapi rupanya wartawan dari Indonesia yang kali ini datang ke sana, baru
kali ini tahu bahwa pencipta lagu kebangsaan Singapura Majulah Singapura
adalah Zubir Said, orang Indonesia berdarah Minang. Belum ada
penjelasan, apakah Zubir meninggal sebagai warga negara Singapura, atau
tetap berkebangsaan Indonesia.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=403086023078127&set=a.227150314005033.63713.214985411888190&type=1&relevant_count=1