Selasa, 25 September 2012

Indonesia Raih 5 Penghargaan di Shell Eco-Marathon Asia 2012, Malaysia


Kompetisi internasional kendaraan irit bahan bakar,  Shell Eco-Marathon Asia 2012 di Sepang, Malaysia, berakhir sudah. Selama tiga hari, 4-7 Juli, sebanyak 119 tim pelajar dan mahasiswa dari 18 negara beradu kreativitas memodifikasi bodi dan mesin mobil menjadi yang paling hemat energi serta ramah lingkungan.

Pada ajang tahun ini, Indonesia diwakili 18 tim dari 9 perguruan tinggi yakni UGM, UI, ITB, USU, ITS, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Politeknik Negeri Pontianak, Politeknik Negeri Bandung, dan Politeknik Negeri Jakarta.
Tim dari Indonesia mengikuti tiga kategori, yakni Prototipe, UrbanConcept, dan E-Mobility (baterai litium). Kategori UrbanConcept adalah untuk desain kendaraan konvensional roda empat yang hemat bahan bakar sesuai kebutuhan pengemudi saat ini. Adapun E-Mobility adalah mobil listrik bertenaga baterai litium.
Kerja keras tim Indonesia tak sia-sia, 5 penghargaan berhasil diraih. Teriakan dan tepuk tangan peserta Indonesia membahana seiring dipanggilnya tim-tim pemenang. Anggota tim bergantian lari menuju panggung membawa Merah Putih.

Secara beruntun dipanggil tim Cikal Cakrasvarna dari ITB (juara I kategori UrbanConcept bahan bakar bensin), tim ITS 2 (juara I UrbanConcept biodiesel), tim Cikal Cakrawala dari ITB (juara II UrbanConcept mobil listrik baterai litium), tim Sadewa dari UI (juara II UrbanConcept bensin), dan tim Cikal Diesel dari ITB (juara II UrbanConcept biodiesel).
Dari tujuh jenis bahan bakar di UrbanConcept, lima di antaranya dikuasai Indonesia yang unggul di bahan bakar bensin dan biodiesel.
Untuk jarak tempuh dan pemakaian bahan bakar, tim Cikal Cakrasvarna mencapai jarak tempuh terjauh, yakni 196,3 kilometer per liter bensin. Tim ITS 2 (166,9 km per liter biodiesel), Sadewa (152,3 km per liter bensin), Cikal Diesel (149,1 km per liter biodiesel), dan Cikal Cakrawala (74,9 km per kWh).
Kategori yang diikuti Cikal Cakrawala yakni E-Mobility dengan baterai litium, baru diadakan tahun ini.
Ketua Tim Cikal Cakrawala Purwindro Setianto Tjokrodipo mengatakan bahwa penghitungan pemakaian energi pada mobil listrik lebih rumit. Baterai litium 400 volt hanya tahan sekitar dua jam. Untuk menghemat energi, beban dan gesekan mobil dikurangi.
”Tim Indonesia dari segi bentuk desain lebih bagus dan artistik. Persaingan ketat di bensin karena pesertanya banyak, terutama kategori Prototipe (kendaraan futuristis berbentuk aerodinamik) yang diminati. Spesifikasi UrbanConcept lebih sulit karena harus bisa seperti mobil sungguhan,” kata Colin Chin Mun Hau, Direktur Teknik SEM Eropa, AS, dan Asia.



Artikel Terkait: