Novelis Andrea Hirata dengan karyanya Laskar Pelangi telah menarik perhatian kalangan penulis di Brazil. Kisah para murid anak didik Bu Mus dan Pak Harfan di Sekolah Dasar Muhamadiyah di pedalaman Belitung serta perjuangannya untuk mewujudkan cita-citanya yang tinggi di tengah berbagai keterbatasan dianggap sebagai kisah inspiratif yang pantas untuk dicontoh oleh para pelajar di Brazil.
Sebagaimana diketahui, hak konstitusional setiap warga masyarakat Indonesia untuk memperoleh pendidikan di tengah situasi kemiskinan sehingga memaksa anak-anak untuk bekerja merupakan fenomena yang juga terjadi di Brazil.
Kini novel Laskar Pelangi telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Portugis dengan judulGuerreiros da Esperanca (Pejuang Harapan) dan dengan mudah diperoleh di berbagai toko buku yang tersebar di kota-kota besar di Brazil.
Perubahan judul dari Laskar Pelangi yang dalam versi Bahasa Inggrisnya menjadi Rainbow Troops yang kemudian diterjemahkan menjadi Guerreiros da Esperenca (Pejuang Harapan) oleh penterjemahnya, Regina Lyra, dipandang lebih tepat untuk menggambarkan semangat yang terkandung dalam buku itu.
Pada halaman akhir dari buku setebal 280 halaman itu dimuat catatan dari Angie Kilban, penterjemah buku Laskar Pelangi ke dalam Bahasa Inggris, mengenai kesulitannya menterjemahkan Laskar Pelangi secara konsteksual, termasuk suasana emosional penulisnya yang sekaligus menjadi tokoh sentral dalam buku itu.
Pada halaman akhir dari buku setebal 280 halaman itu dimuat catatan dari Angie Kilban, penterjemah buku Laskar Pelangi ke dalam Bahasa Inggris, mengenai kesulitannya menterjemahkan Laskar Pelangi secara konsteksual, termasuk suasana emosional penulisnya yang sekaligus menjadi tokoh sentral dalam buku itu.
Secara menyentuh sekali Angie Kilban menceritakan proses penterjemahannya yang memakan waktu tidak kurang dari 6 bulan dan dikerjakan di berbagai tempat mulai dari Jawa, Bali, Belitung, Singapura, Malaysia, Korea Selatan hingga Amerika Serikat serta melalui riset literaturnya yang intensif di Universitas Indonesia.
Berawal dari kekagumannya atas novel itu, Angie bersama temannya Kate merencanakan perjalanan dari Natal (Brazil Timur Laut) ke Belitung guna memulai proses penterjemahan bukuLaskar Pelangi ke dalam Bahasa Inggris. Sebuah perjalanan panjang yang pada awalnya bermula pada kekaguman akan sebuah sebuah karya sastra yang ternyata berakhir dengan rasa cintanya kepada Indonesia.
Sejalan dengan ketenaran Laskar Pelangi hasil karya Andrea Hirata itu, dalam rangka program pengenalan Indonesia, pada akhir bulan Oktober 2011, KBRI Brasilia telah mengadakan pemutaran film Laskar Pelangi di hadapan murid-murid sekolah Colegio Galois, salah satu sekolah swasta terkemuka di Brasilia. Sebuah acara promosi budaya Indonesi yang mendapat sambutan hangat dari pihak sekolah sehingga KBRI Brasilia diminta lagi untuk menyelenggarakan acara budaya yang sama di masa mendatang.
Sumber: kemlu.go.id (KBRI Brasilia)