Keberhasilan usaha produksi cabai merah sangat di tentukan oleh aspek teknis budidaya di lapangan. Beberapa hal yang harus di perhatikan dengan baik dalam pelaksanaan teknis budidaya tanaman cabai merah, adalah sebagai berikut :
- Pemakaian benih cabai merah yang unggul yang tidak terkontaminasi virus
- Ketersediaan air yang cukup sepanjang periode tanam/sepanjang tahun.
- Pola tanaman yang baik dan sesuai dengan iklim
- Pengolahan tanah yang di sesuaikan dengan kemiringan lereng dan arah lereng
- Pemberantasan hama dan penyakit tanaman cabai merah di laksanakan secara teratur sesuai dengan kondisi serangan hama dan penyakit
- Cara panen serta penanganan pasca panen cabai merah yang baik dan benar.
anah selesai di olah selanjutnya di buat bedeng-bedeng yang lebar dan panjangnya di sesuaikan dengan petakan lahan yang ada dengan maksud untuk menjaga tanaman sedimikan rupa sehingga bebas dari genangan air. Bedeng di buat dengan panjang 10 - 12 m, lebar 110 - 120 cm, dan tinggi disesuaikan dengan musim tanam. Pada musim penghujan tinggi bedeng dibuat 40 - 50 cm, sedangkan pada musim kemarau dapat dibuat antara 30 - 40 cm.
Penanaman bibit cabai merah di lahan budidaya di lakukan pada jarak, tanam 70 cm antar barisan dan 60 cm di dalam barisan. Untuk pertanaman produksi cabai merah konsumsi, pembibitan jarak tanam dapat di buat dalam barisan yang lebih rapat lagi. Di antara barisan dibuat garitan sedalam 10 - 15 cm, yaitu untuk menyebarkan pupuk kandang (15 ton/ha) dan pupuk buatan (N, P dan K)
Jenis dan jumlah pupuk anorganik untuk tanah seluas 1 ha yaitu dapat mencapai sebesar 200 - 250 kg urea, ZA 500 - 600 kg, TSP 400 - 450 kg dan KCl 300 - 350 kg. Setelah pupuk anorganik ditebar ,segera permukaan tanah di tutup dengan menggunakan plastik perak, hitam yang berfungsi untuk menghindari hilangnya pupuk akibat sinar matahari dan hujan.
Pemeliharaan Tanaman Cabai Merah
- Perempelan, yaitu kegiatan membuang tunas-tunas baru yang tumbuh pada batang utama, pada saat tanaman berumur 45 - 50 hari setelah tanam.
- Penyulaman, yaitu mengganti bibit yang rusak/mati karena berbagai sebab di lapangan. Jumlah bibit persediaan untuk cadangan berkisar antara 5 - 10 % dari jumlah kebutuhan total kebutuhan.
- Pengajiran, merupakan alat bantu yang terbuat dari belahan bambu yang berfungsi membantu tegaknya tanaman cabai merah. Di buat dengan ukuran panjang 125 - 150 cm, lebar 4 cm dan tebal 2 cm.
- Pengaraian, sangat penting terutama setelah bibit di tanam di lapang. Di berikan dengan cara pengairan intensif sehingga tanamit seperti Antraknosa (patek) bercak daun, layu bakteri, layu fusarium, penyakit mosaik daun dan lain-lain. Pengendalian dengan cara penyemprotan obat-obatan insektisida dan fungsida tertentu dapat dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 20 hari setelah tanam.
- Prasarana, yaitu berupa fasilitas kebun seperti saluran drainase, selokan dan jalan kebun yang ditata sedemikian rupa sehingga dapat menghindarkan tanaman dari kekeringan maupun genangan yang berkepanjangan.
- Kebersihan lingkungan, pemeliharaan kebersihan sehingga lokasi pertanaman dapat di bebaskan dari segala benda atau bahan-bahan tanaman yang membusuk.
Umumnya buah cabai merah di petik apabila telah masak penuh, ciri-cirinya seluruh bagian buah berwarna merah. Di dataran rendah masa panen pertama adalah pada umur 75 - 80 hari setelah tanam, dengan interval waktu panen 2 - 3 hari. Sedangkan di dataran tinggi agak lambat yaitu pada tanaman berumur 90 - 100 hari setelah tanam dengan interval panen 3 - 5 hari. Secara umum interval panen buah cabai merah berlangsung selama 1,5 - 2 bulan. Produksi puncak panen adalah pada pemanenan hari ke - 30 yang dapat menghasilkan 1 - 1,5 ton untuk sekali panen. Buah cabai merah yang di panen tepat masak dan tidak segera di pasarkan akan terus melakukan proses pemasakan, sehingga perlu adanya penempatan khusus. Oleh karena itu hasil produksi cabai merah sebaiknya di tempatkan pada ruang yang sejuk, terhindar dari sinar matahari, cukup oksigen dan tidak lembab. Dalam MK-PKT ini di gunakan asumsi hasil panen rata-rata sebesar 19.000 Kg per siklus produksi atau 38.000 Kg per tahun produksi (2 siklus)
http://bapeluh.blogspot.com/2011/06/aspek-teknik-budidaya.html