Oral Hygiene dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting, beberapa masalah mulut dan gigi terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan mulut dan gigi.
Kesadaran menjaga Oral Hygiene sangat perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling manjur. Bukankah lebih baik mencegah dari pada mengobati?
Cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan saya rasa efektif dalam menjaga oral hygiene seperti :
a. sikat gigi : semua orang sudah tahu tentunya cara yang satu ini, mungkin juga sudah dilakukan setiap hari. Jadi yang penting disini adalah pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horizontal adalah lazim dikenal umum, dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Lebih lanjut lagi, penyakit-penyakit periondontal akan lebih mudah terjadi.
Pemilihan bulu sikat yang halus juga penting supaya tidak melukai gusi. Hendaknya sikat gigi diganti sekurang-kurangnya tiap sebulan sekali, dengan demikian bulu sikat masih tetap efektif dalam membersihkan gigi. Pasta gigi berfluoride selayaknya dipilih karena dari penelitian kandungan fluoride tersebut mampu menurunkan angka karies melalui 2 hal ; mengeliminasi dental plak yang merupakan cikal bakal karies serta suplemen topikal fluoride bagi gigi sebagai mineral protektif penting terhadap karies.
b. Kumur-kumur antiseptik( Oral Rinse) : terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur. Yang dijual bebas umumnya berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti metal salisilat ( seperti pada produk Listerine ), sedangkan yang perlu diresepkan dokter adalah chlorhexidine 0.20 % ( seperti pada produk minosep) dan H2O2 1.5 % atau 3.0 %. Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
Sebenarnya kumur-kumur lebih diperlukan pada penyakit-penyakit gusi dan periodontal sedangkan dalam penggunaan sehari-hari tidak terbukti dalam mencegah karies,apalagi jika penggunaannya tidak diawali dengan sikat gigi. Jadi penting untuk diketahui bahwa kumur-kumur bukanlah pengganti sikat gigi dan sikat gigi masih menjadi upaya pencegahan terpenting dari penyakit-penyakit gigi, khususnya karies. Bahkan jika kumur-kumur terlalu sering digunakan akan menyebabkan flora normal mulut akan mati dan merangsang pertumbuhan candida serta juga membuat mulut dan menjadi kering seperti terbakar.
c. Dental floss atau benang gigi : akhir-akhir ini cara ini mulai banyak diperkenalkan , dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-sela gigi. Tapi teknik harus dimengerti dengan tepat karena jikalau tidak, alih-alih mencegah penyakit periodontal, yang terjadi malah melukai gusi dan membuat radang.
d. Pembersih lidah : juga mulai banyak digunakan, baik untuk membersihkan dorsum lingual yang seringkali luput kita bersihkan saat sikat gigi. Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient. Penjelasan mengenai cara lagi-lagi diperlukan.
Mungkin setelah melakukan upaya-upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar kita beranggapan kontrol ke dokter gigi tidaklah penting, namun kontrol ke dokter gigi secara teratur diperlukan sebagai salah satu upaya preventif, karena merekalah ahlinya dan terkadang kita sendiri seringkali luput mengamati perubahan pada gigi dan gusi yang masih kecil.
Untuk yang memang tidak mempunyai masalah mulut maupun gigi sebaiknya dilakukan kontrol 6 bulan sekali namun apabila mempunyai masalah seperti penyakit jaringan mulut dan gigi sebaiknya dilakukan kontrol 3 bulan sekali.
Kesadaran menjaga Oral Hygiene sangat perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling manjur. Bukankah lebih baik mencegah dari pada mengobati?
Cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan saya rasa efektif dalam menjaga oral hygiene seperti :
a. sikat gigi : semua orang sudah tahu tentunya cara yang satu ini, mungkin juga sudah dilakukan setiap hari. Jadi yang penting disini adalah pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horizontal adalah lazim dikenal umum, dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Lebih lanjut lagi, penyakit-penyakit periondontal akan lebih mudah terjadi.
Pemilihan bulu sikat yang halus juga penting supaya tidak melukai gusi. Hendaknya sikat gigi diganti sekurang-kurangnya tiap sebulan sekali, dengan demikian bulu sikat masih tetap efektif dalam membersihkan gigi. Pasta gigi berfluoride selayaknya dipilih karena dari penelitian kandungan fluoride tersebut mampu menurunkan angka karies melalui 2 hal ; mengeliminasi dental plak yang merupakan cikal bakal karies serta suplemen topikal fluoride bagi gigi sebagai mineral protektif penting terhadap karies.
b. Kumur-kumur antiseptik( Oral Rinse) : terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur. Yang dijual bebas umumnya berasal dari minyak tumbuh-tumbuhan seperti metal salisilat ( seperti pada produk Listerine ), sedangkan yang perlu diresepkan dokter adalah chlorhexidine 0.20 % ( seperti pada produk minosep) dan H2O2 1.5 % atau 3.0 %. Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.
Sebenarnya kumur-kumur lebih diperlukan pada penyakit-penyakit gusi dan periodontal sedangkan dalam penggunaan sehari-hari tidak terbukti dalam mencegah karies,apalagi jika penggunaannya tidak diawali dengan sikat gigi. Jadi penting untuk diketahui bahwa kumur-kumur bukanlah pengganti sikat gigi dan sikat gigi masih menjadi upaya pencegahan terpenting dari penyakit-penyakit gigi, khususnya karies. Bahkan jika kumur-kumur terlalu sering digunakan akan menyebabkan flora normal mulut akan mati dan merangsang pertumbuhan candida serta juga membuat mulut dan menjadi kering seperti terbakar.
c. Dental floss atau benang gigi : akhir-akhir ini cara ini mulai banyak diperkenalkan , dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-sela gigi. Tapi teknik harus dimengerti dengan tepat karena jikalau tidak, alih-alih mencegah penyakit periodontal, yang terjadi malah melukai gusi dan membuat radang.
d. Pembersih lidah : juga mulai banyak digunakan, baik untuk membersihkan dorsum lingual yang seringkali luput kita bersihkan saat sikat gigi. Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient. Penjelasan mengenai cara lagi-lagi diperlukan.
Mungkin setelah melakukan upaya-upaya menjaga kesehatan gigi dan mulut yang baik dan benar kita beranggapan kontrol ke dokter gigi tidaklah penting, namun kontrol ke dokter gigi secara teratur diperlukan sebagai salah satu upaya preventif, karena merekalah ahlinya dan terkadang kita sendiri seringkali luput mengamati perubahan pada gigi dan gusi yang masih kecil.
Untuk yang memang tidak mempunyai masalah mulut maupun gigi sebaiknya dilakukan kontrol 6 bulan sekali namun apabila mempunyai masalah seperti penyakit jaringan mulut dan gigi sebaiknya dilakukan kontrol 3 bulan sekali.