Monumen Nasional menjulang tinggi ke angkasa (©2008 arie saksono)
Monumen Nasional atau yang dikenal dengan Monas atau Tugu Monas
terletak di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, dibangun pada tahun 1960.
Monumen Nasional adalah salah satu dari monumen peringatan yang
didirikan untuk mengenang perlawanan dan perjuangan rakyat Indonesia
melawan penjajah Belanda.
Bentuk
Tugu peringatan yang satu ini sangat unik, merupakan batu obeliks yang
terbuat dari marmer yang berbentuk lingga yoni simbol kesuburan
berdasarkan kebudayaan hindu. Tugu ini menjulang setinggi 132 meter
(versi lain mengatakan 137 meter dihitung dengan tinggi ruang yang ada
di bawah tanah 5 meter).
Tugu Monas/ Monumen Nasional (foto: ©2008 arie saksono)
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 kg. Obor atau lidah api yang menyala-nyala ini merupakan simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang tak pernah padam dalam meraih kemerdekaan. Konon pada saat Indonesia merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada tahun 1995 sejumlah pengusaha Indonesia menyumbangkan sejumlah emas sehingga berat total emas yang melapisi api kemerdekaan di puncak monas menjadi 50 kilogram. Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Arsitek yang merancang tugu ini adalah Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
>Update informasi:
Mulai tanggal 1 April 2010 Monumen nasional buka pukul 09:00 hingga
15:00. Harga tiket menuju Cawan dan Museum Rp. 3.500. Bila anda ingin
naik hingga ke pelataran puncak maka anda harus membeli tiket lagi
seharga Rp. 7.500. jadi total Rp. 10.000.
Di puncak Monumen Nasional terdapat cawan yang menopang berbentuk nyala obor perunggu yang beratnya mencapai 14,5 ton dan dilapisi emas 35 kg. Obor atau lidah api yang menyala-nyala ini merupakan simbol semangat perjuangan rakyat Indonesia yang tak pernah padam dalam meraih kemerdekaan. Konon pada saat Indonesia merayakan 50 tahun kemerdekaannya pada tahun 1995 sejumlah pengusaha Indonesia menyumbangkan sejumlah emas sehingga berat total emas yang melapisi api kemerdekaan di puncak monas menjadi 50 kilogram. Tugu Peringatan Nasional dibangun di areal seluas 80 hektar. Arsitek yang merancang tugu ini adalah Soedarsono dan Frederich Silaban, dengan konsultan Ir. Rooseno, mulai dibangun Agustus 1959, dan diresmikan 17 Agustus 1961 oleh Presiden RI Soekarno. Monas resmi dibuka untuk umum pada tanggal 12 Juli 1975.
Api Tugu Monas dilapisi emas 50 kg (foto: ©2008 arie saksono)
Pelataran
puncak dengan luas 11 meter x 11 meter dapat menampung sebanyak 50
pengunjung. Pada sekeliling badan evelator terdapat tangga darurat yang
terbuat dari besi. Dari pelataran puncak tugu Monas, pengunjung dapat
menikmati pemandangan seluruh penjuru kota Jakarta. Arah ke selatan
berdiri dengan kokoh dari kejauhan Gunung Salak di wilayah kabupaten
Bogor, Jawa Barat, arah utara membentang laut lepas dengan pulau-pulau
kecil berserakan. Sementara ke Barat membentang Bandara Soekarno-Hatta
yang setiap waktu terlihat pesawat lepas landas.Dari
pelataran puncak, 17 meter lagi ke atas, terdapat lidah api, terbuat
dari perunggu seberat 14,5 ton dan berdiameter 6 m, terdiri dari 77
bagian yang disatukan.Pelataran
puncak tugu berupa “Api Nan Tak Kunjung Padam” yang berarti melambangkan
Bangsa Indonesia agar dalam berjuang tidak pernah surut sepanjang masa.
Tinggi pelataran cawan dari dasar 17 m dan ruang museum sejarah 8
meter. Luas pelataran yang berbentuk bujur sangkar, berukuran 45 meter x
45 meter, merupakan pelestarian angka keramat Proklamasi Kemerdekaan RI
(17-8-1945).
Pengunjung
kawasan Monas, yang akan menaiki pelataran tugu puncak Monas atau
museum, dapat melalui pintu masuk di seputar plaza taman Medan Merdeka,
di bagian utara Taman Monas. Di dekatnya terdapat kolam air mancur dan
patung Pangeran Diponegoro yang sedang menunggang kuda, terbuat dari
perunggu seberat 8 ton. Patung itu dibuat oleh pemahat Italia, Prof.
Coberlato sebagai sumbangan oleh Konsulat Jendral Honores, Dr Mario di
Indonesia. Melalui terowongan yang berada 3 meter di bawah taman dan
jalan silang Monas inilah, pintu masuk pengunjung ke tugu puncak Monas
yang berpagar “Bambu Kuning”. Landasan dasar Monas setinggi 3 meter, di
bawahnya terdapat ruang museum sejarah perjuangan nasional dengan ukuran
luas 80 x 80 meter, dapat menampung pengunjung sekitar 500 orang.Pada
keempat sisi ruangan masing-masing terdapat 12 jendela peraga atau
diorama yang mengabdikan peristiwa sejak zaman kehidupan nenek moyang
bangsa Indonesia. Keseluruhan dinding, tiang dan lantai berlapis marmer
dengan total keseluruhan 48 diorama. Selain itu, ruang kemerdekaan
berbentuk amphitheater yang terletak di dalam cawan tugu Monas,
menggambarkan atribut peta kepulauan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
Kemerdekaan RI, bendera merah putih dan lambang negara dan pintu gapura
yang bertulis naskah Proklamasi Kemerdekaan RI.
Pembangunan
tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan semangat perjuangan
bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945, agar terbangkitnya
inspirasi dan semangat patriotisme generasi saat ini dan mendatang.
Perpaduan Lingga dan Yoni, simbol kesuburan (©2008 arie saksono)
Tugu
Monas yang menjulang tinggi dan melambangkan lingga (alu atau anatan),
sementara pelataran cawan melambangkan Yoni (lumbung). Lingga dan yoni
tersebut merupakan cerminan simbol kesuburan yang berdasarkan pada
kebudayaan Hindu. Keduanya melambangkan symbol perwujudan kesuburan tanah air Indonesia. Semua Alu dan lumbung merupakan alat rumah tangga tradisional yang terdapat di rumah penduduk Indonesia. alu dan lumpang (penumbuk padi) tersebut juga merupakan perwujudan kesuburan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Lapangan Monas mengalami beberapa lima kali penggantian nama yaitu Koningsplein,
Lapangan Gambir, Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas, dan
Taman Monas. Di sekeliling tugu terdapat taman, dua buah kolam dan
beberapa lapangan terbuka tempat berolahraga.
Tiket Monas
Monumen dan museum ini dibuka setiap hari, mulai pukul 09.00 – 17.00 WIB.
Pada hari-hari libur, Minggu atau libur sekolah banyak masyarakat yang
berkunjung ke sini. Para pengunjung dapat naik hingga ke atas dengan
menggunakan elevator. Dari puncak Monumen Nasional dapat dilihat
pemandangan kota Jakarta.
©2008 arie saksono
http://ariesaksono.wordpress.com/2008/01/18/monumen-nasional-tugu-monas/