Rabu, 17 Oktober 2012

Misteri Lawang Sewu

Lawang Sewu Semarang, Gedung Seribu Pintu dan Seribu Hantu.


Lawang Sewu merupakan sebuah bangunan kuno peninggalan jaman belanda yang dibangun pada 1904. Semula gedung ini untuk kantor pusat perusahaan kereta api (trem) penjajah Belanda atau Nederlandsch Indishe Spoorweg Naatschappij (NIS). Gedung tiga lantai bergaya art deco (1850-1940) ini karya arsitek Belanda ternama, Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag. Lawang Sewu terletak di sisi timur Tugu Muda Semarang, atau di sudut jalan Pandanaran dan jalan Pemuda. Disebut Lawang Sewu (Seribu Pintu), ini dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu.
Foto Gallery Lawang Sewu Semarang:







Bangunan utama Lawang Sewu berupa tiga lantai bangunan yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri bagian. Jika pengunjung memasukkan bangunan utama, mereka akan menemukan tangga besar ke lantai dua. Di antara tangga ada kaca besar menunjukkan gambar dua wanita muda Belanda yang terbuat dari gelas. Semua struktur bangunan, pintu dan jendela mengadaptasi gaya arsitektur Belanda. Dengan segala keeksotisan dan keindahannya Lawang Sewu ini merupakan salah satu tempat yang indah untuk Pre Wedding.


Lawang Sewu Pasca Pemugaran:
Setelah cukup lama lawang sewu seperti tak terurus, akhirnya Lawang Sewu dilakukan pemugaran yang memakan waktu cukup lama, akhirnya selesai pada akhir Juni 2011 dan kembali dibuka untuk umum setelah pada tanggal 5 Juli 2011 diresmikan oleh Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan dengan event Pameran Kriya Unggulan Nusantara yang menampilkan produk produk tradisional dari seluruh Nusantara.

Dibawah gambaran berbagai tempat penyiksaan dan penjara:

1. Penjara berdiri : tahanan (yang pastinya orang indonesia) dimasukan kedalam ruangan kurang lebihberukuran lebar 1×1 meter sebanyak 6 orang. Mereka lalu di beri air selutut kemudian di kurung berdiri. Dengan ukuran sesempit itu maka tidak mungkin jongkok, seandainya jongkok pun mereka akan terlelap air. Mereka akan dikurung sampai meninggal.

2. Penjara jongkok : tahanan harus duduk jongkok di ruangan kurang lebih selebar 1,5 m dan setinggi 1 m sebanyak 7- 8 orang dan juga dikurung sampai meninggal.

3. Tempat pemasungan kepala : tahanan yg membandel, akan dilakukan pemasungan kepala, didalam sebuah bak. Saat itu saya masih melihat alat pasungnya yg sudah berkarat. Setelah di pasung kemudian badan dan kepala secara diam2 di tenggelamkan ke sungai dengan jalan bawah tanah.

4. Perantai Badan : Tempat merantai badan, kemudian mereka disiksa, baik di cambuk disundut rokok, atau cara2 menyedihkan lainnya.
Masih banyak lagi ruangan2 yang lain, namun itu yg ruangan plg berkesan bagi saya.
Dulunya tempat itu merupakan tempat penampungan air oleh tentara Belanda.


Namun tentara Jepang menjadikannya tempat penyiksaan.
Yang baru diketahui setelah Pemerintahan Jepang angkat kaki dari Indonesia yaitu sekitar tahun 1945 .


Sebuah bayangan hitam berbentuk seperti manusia tergantung diatas, matanya bewarna hijau menyala, ia berjalan merangkak diatas sana berusaha mendekat. jalannya pelan, persis seperti bayi merangkak namun tentunya dia merangkak di atas langit-langit.

Selamat Berkunjung di Lawang Sewu Kodya Semarang - Jateng



Artikel Terkait: