Rabu, 31 Oktober 2012

Puasa Memperbaiki Kualitas Sperma

Puasa memberikan manfaat bagi kesehatan, mungkin sudah banyak yang mengetahuinya, dan pengetahuan ini bukanlah sekedar propaganda karena sudah dibuktikan oleh bermacam-macam penelitian di berbagai belahan dunia. 


Dari manfaat tersebut, bahkan akhirnya dikenal suatu terapi yang disebut terapi puasa yang pada dasar prinsipnya hampir sama dengan kegiatan puasa yang dijalankan oleh umat Islam di bulan Ramadhan.

Berbagai pandangan terhadap banyak fungsi tubuh dalam perubahannya selama seseorang itu berpuasa tak terbatas pada organ-organ pencernaan saja, namun sekarang ini mulai banyak dikembangkan pada aspek lain termasuk manfaatnya sebagai anti-penuaan, detoksifikasi terhadap keseluruhan sistem tubuh, dan tak ketinggalan juga aspeknya dalam organ-organ seks.
Mungkin pada awalnya cukup banyak konsultasi yang dilayangkan tentang berbagai sistem tubuh yang mengalami perubahan tersebut, dan ternyata salah satunya menyangkut kualitas sperma di saat kita menjalankan ibadah puasa.

Kualitas Sperma

Ada banyak pandangan termasuk dari para ahli yang bersangkutan tentang kualitas sperma dan kaitannya dengan kesuburan atau optimalitas fungsi reproduksi ini. Yang paling umum tentu terletak pada kualitas asupan gizi serta makanan tanpa memperhitungkan ada tidaknya faktor genetik atau kerusakan organ.

Sementara beberapa aspek yang lain mungkin dititikberatkan pada kestabilan aktifitas, stamina tubuh, dan masih banyak lagi aspek lainnya. Salah satu penelitian yang memfokuskan riset mereka pada hubungan puasa dan kualitas sperma mengaku dilatarbelakangi atas banyaknya konsultasi yang didapat dari para pasien yang menanyakan hal ini.

Salah satu alasan dari pasien-pasien yang sebagian besar dijadikan responden dalam penelitian ini adalah pengetahuan mereka tentang waktu berhubungan seks yang kabarnya mereka dapatkan dari beberapa info, adalah di pagi hari karena kualitas sperma berhubungan dengan kepadatan aktifitas di tengah hari, masih berada dalam kondisi baik. Sementara, selama berpuasa aktifitas seks jelas tak mungkin dilakukan di pagi hari.

Sebagian lainnya mengkhawatirkan penurunan jumlah asupan gizi karena tidak optimalnya pengaturan diet selama berpuasa akhirnya akan berpengaruh pada rendahnya kualitas sperma.

Namun hingga sejauh ini, para periset dari sejumlah penelitian berbeda tersebut sama sekali tidak mendapatkan hubungan signifikan akan menurunnya kualitas sperma pada waktu berpuasa, malah sebaliknya, sebagian dari riset tersebut mendapatkan hasil kualitas sperma cenderung meningkat dari para respondennya, namun tak bisa juga dikesampingkan bahwa dalam riset-riset ini responden tersebut mendapatkan pengaturan menu lewat konsultasi dengan ahli gizi dalam masing-masing penelitian.

Ada juga sebagian kecil yang turut memberikan responden tersebut pengaturan aktifitas dan waktu istirahatnya. Begitupun, bisa disimpulkan sebenarnya tidak ada hubungan penurunan kualitas sperma dengan berpuasa.

Manfaat Selama Puasa
Tidak salah bila asupan gizi mungkin agak berkurang sebanyak 10-30 persen selama kita berpuasa, namun pengistirahatan organ pencernaan selama berpuasa kurang lebih 14 jam ternyata juga meningkatkan penyerapan zat-zat gizi dalam makanan tersebut, dimana jika pada saat tidak berpuasa penyerapan zat gizi oleh tubuh hanya berkisar 35 persen tanpa memperhitungkan faktor lainnya, selama berpuasa tubuh mampu menyerap sebesar 85 persen dari zat gizi tersebut.

Ini bisa menjadi patokan untuk manfaat yang kita dapatkan dari segi pencernaan, dimana manfaat lanjutnya dapat dilihat dari fungsi detoksifikasi termasuk juga penghambatan zat makanan bagi perkembangan kuman-kuman di dalam tubuh yang dianggap sebagian ahli sebagai sistem pemblokiran, kemudian pengaturan sistem keseimbangan asam basa dan masih banyak lagi.

Dari beberapa kebaikan tersebut, keseluruhan sistem tubuh sebenarnya akan bekerja lebih optimal selama kita berpuasa, namun yang paling erat hubungannya dengan kualitas sperma tadi adalah pengaturan fungsi hormonal, yang dari banyak penelitian juga turut meningkat di saat kita melaksanakan ibadah puasa.

Selain karena pengaruh fisiologi dan biokimia tubuh, reaksi terhadap stress juga akan berpengaruh pada aktifitas kelenjar-kelenjar penghasil hormon yang berfungsi secara keseluruhan sebagai sistem regulasi di tubuh kita, yang juga erat hubungannya dalam pengaturan fungsi seksual termasuk produksi sperma.

Mekanisme lain yang bisa menjelaskan peningkatan kualitas fungsi reproduksi ini adalah fungsi
berpuasa terhadap peremajaan organ, dimana peremajaan sel-sel dari organ tubuh tersebut akan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung pada fungsi reproduksi termasuk kualitas sperma sebagai salah satu diantaranya.

Seperti hasil yang didapatkan oleh sebuah penelitian yang menghubungkan hal ini, bahwa tidak hanya kualitas sperma secara keseluruhan yang mengalami peningkatan akibat perbaikan pengaturan sistem tubuh selama berpuasa ini.

Namun volume semen, viabilitas sperma dan jumlah total spermatozoanya juga ikut mengalami peningkatan yang mereka anggap cukup signifikan untuk memberikan bukti tak adanya hubungan penurunan kualitas sperma selama seseorang melaksanakan ibadah puasa, begitu pula motilitas sperma yang tidak memiliki perbedaan secara signifikan sebelum, selama dan setelah mereka melaksanakan ibadah puasa.

Dari data tersebut, mereka menyimpulkan bahwa berpuasa tidak menurunkan kualitas sperma individu yang sehat sehingga tidak mengurangi kemungkinan terjadinya konsepsi pada hubungan suami istri.

Begitupun, sama sekali bukan berarti kualitas fungsi reproduksi termasuk kualitas sperma ini tidak bisa menurun selama kita berpuasa. Kuncinya tetap terletak pada penjagaan kesehatan dan kebugaran tubuh selama berpuasa, dimana salah satu aspek terpentingnya ada pada pengaturan asupan makanan di saat sahur dan berbuka, dimana pilihan menunya harus berada pada pengaturan gizi yang seimbang.

Kemudian masih ada beberapa faktor lain yang harus diperhatikan seperti istirahat yang cukup, penyesuaian aktifitas dan waktu berolahraga, dan satu lagi yang sering diabaikan banyak orang, yakni pengendalian stress.

Selama semua aspek ini diperhatikan dengan benar, sama seperti manfaat terhadap aspek kesehatan lain di dalam tubuh kita, tak perlu khawatir dengan penurunan kualitas sperma selama kita melaksanakan ibadah puasa.

(dr. Daniel Irawan)

Sumber: Waspada Online (www.waspada.co.id)

Artikel Terkait: