“Saya bersumpah, akan saya bakar setiap anak yang dilahirkan di daerah ini. Perempuan dan anak-anak Palestina lebih berbahaya dibandingkan para pria dewasa, sebab keberadaan anak-anak Palestina menunjukkan bahwa generasi itu akan berlanjut. ... Saya bersumpah, jika
saya sebagai seorang Israel bertemu dengan seorang Palestina, maka saya
akan bakar dia. Dan saya akan membuatnya menderita sebelum
membunuhnya.” [Ariel Sharon, 1956].
Itu kutipan dari perkataan aril saron...sungguh terlaknat ini manusia,
alhamdulillahnya alloh swt memperlihatkan adzabnya pada manusia ini.
Pada malam hari Sharon terkena stroke, seorang kru televisi Israel berhasil menangkap gambarnya yang sedang berada di belakang sebuah mobil ambulan, terbaring setengah duduk dalam keadaan sadar. Itulah gambar terakhir dari Sharon yang dimiliki media. Sebab setelah itu, keluarga Sharon sengaja menutup pintu rapat-rapat, atas informasi kondisi salah satu tokoh kontroversial dalam sejarah Zionis Israel itu.
Dua hari setelah Sharon, yang akrab dipanggil Arik, terkena stroke berat sehingga otaknya dibanjiri darah, berbagai media internasional mengabarkan bahwa ia sudah mati, "ya" Mati.
Hal itu wajar saja, karena setelah dinyatakan stabil pada 5 Januari 2006 oleh tim dokter di Rumah Sakit Haddasah, keesokan harinya Sharon dimasukkan lagi ke ruang operasi. Bahkan wakilnya, Ehud Olmert, telah ditunjuk sebagai pejabat sementara perdana menteri menggantikan tugas yang diemban Sharon.
Pada hari keenam, dokter berupaya membangunkannya dari keadaan tidak sadar, dengan cara mengurangi dosis obat anastesi. Ia pun kemudian bisa bernapas sendiri dengan bantuan respirator dan sedikit memberikan respon terhadap stimulus rasa sakit di lengan dan kakinya.
Tetapi, Sharon yang sudah berpindah rumah sakit tidak juga bangun, meskipun keluarga sudah memperdengarkan alunan musik klasik karya komposer Mozart kesukaannya –seperti yang disarankan oleh dokter. Ia tidak pernah membuka matanya, meskipun hasil tes CT scan menunjukkan otaknya tidak lagi mengeluarkan darah.
Hari berganti pekan, pekan berganti bulan. Sharon tidak lagi dikabarkan menderita pendarahan pada otaknya. Hanya saja, berbagai infeksi menyerang organ-organ tubuhnya yang lain secara bergantian.
Dari otak, infeksi pindah ke paru-paru, ke ginjal, ke dalam darah, begitu seterusnya. Jantungnya yang diketahui bocor sejak sebelum koma, ikut memperburuk keadaan.
Secara medis, Sharon sudah dinyatakan tidak mampu
lagi bertahan hidup.
Anehnya, deteksi alat-alat medis yang menempel di
tubuh Sharon masih mendeteksi degub jantung
tukang jagal Sabra dan Shatila itu.
Pemerintah Israel sendiri malu untuk merilis dan
mengungkap kondisi sebenarnya yang dialami
Sharon, yang hingga kini masih dirawat di Sheba
Medical Center, Tel Aviv, Israel.
Sebuah stasiun radio Israel, Senin (27/08)
melaporkan Ariel Sharon yang berusia 82 tahun
kondisi tubuhnya sudah sangat memprihatinkan. Menurut laporan itu, berat badan Sharon kini hanya
tinggal 15 kg saja, sejak dinyatakan koma lima tahun
silam.
Dokter yang merawatnya di Sheba Medical Center,
Tel Aviv, menyatakan kondisi Ariel Sharon akan
terus koma sehingga umur 90 tahun.
رودي هاريانتو
Itu kutipan dari perkataan aril saron...sungguh terlaknat ini manusia,
alhamdulillahnya alloh swt memperlihatkan adzabnya pada manusia ini.
Pada malam hari Sharon terkena stroke, seorang kru televisi Israel berhasil menangkap gambarnya yang sedang berada di belakang sebuah mobil ambulan, terbaring setengah duduk dalam keadaan sadar. Itulah gambar terakhir dari Sharon yang dimiliki media. Sebab setelah itu, keluarga Sharon sengaja menutup pintu rapat-rapat, atas informasi kondisi salah satu tokoh kontroversial dalam sejarah Zionis Israel itu.
Dua hari setelah Sharon, yang akrab dipanggil Arik, terkena stroke berat sehingga otaknya dibanjiri darah, berbagai media internasional mengabarkan bahwa ia sudah mati, "ya" Mati.
Hal itu wajar saja, karena setelah dinyatakan stabil pada 5 Januari 2006 oleh tim dokter di Rumah Sakit Haddasah, keesokan harinya Sharon dimasukkan lagi ke ruang operasi. Bahkan wakilnya, Ehud Olmert, telah ditunjuk sebagai pejabat sementara perdana menteri menggantikan tugas yang diemban Sharon.
Pada hari keenam, dokter berupaya membangunkannya dari keadaan tidak sadar, dengan cara mengurangi dosis obat anastesi. Ia pun kemudian bisa bernapas sendiri dengan bantuan respirator dan sedikit memberikan respon terhadap stimulus rasa sakit di lengan dan kakinya.
Tetapi, Sharon yang sudah berpindah rumah sakit tidak juga bangun, meskipun keluarga sudah memperdengarkan alunan musik klasik karya komposer Mozart kesukaannya –seperti yang disarankan oleh dokter. Ia tidak pernah membuka matanya, meskipun hasil tes CT scan menunjukkan otaknya tidak lagi mengeluarkan darah.
Hari berganti pekan, pekan berganti bulan. Sharon tidak lagi dikabarkan menderita pendarahan pada otaknya. Hanya saja, berbagai infeksi menyerang organ-organ tubuhnya yang lain secara bergantian.
Dari otak, infeksi pindah ke paru-paru, ke ginjal, ke dalam darah, begitu seterusnya. Jantungnya yang diketahui bocor sejak sebelum koma, ikut memperburuk keadaan.
Secara medis, Sharon sudah dinyatakan tidak mampu
lagi bertahan hidup.
Anehnya, deteksi alat-alat medis yang menempel di
tubuh Sharon masih mendeteksi degub jantung
tukang jagal Sabra dan Shatila itu.
Pemerintah Israel sendiri malu untuk merilis dan
mengungkap kondisi sebenarnya yang dialami
Sharon, yang hingga kini masih dirawat di Sheba
Medical Center, Tel Aviv, Israel.
Sebuah stasiun radio Israel, Senin (27/08)
melaporkan Ariel Sharon yang berusia 82 tahun
kondisi tubuhnya sudah sangat memprihatinkan. Menurut laporan itu, berat badan Sharon kini hanya
tinggal 15 kg saja, sejak dinyatakan koma lima tahun
silam.
Dokter yang merawatnya di Sheba Medical Center,
Tel Aviv, menyatakan kondisi Ariel Sharon akan
terus koma sehingga umur 90 tahun.
رودي هاريانتو
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=428081730578556&set=a.227150314005033.63713.214985411888190&type=1