Minggu, 11 November 2012

DIABETES MELITUS, SI PEMAKAN TUBUH DIABETESI


Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme dengan kriteria kadar gula darah yang tinggi. Gula darah sewaktu > 200mg%, atau gula darah puasa >140mg%, atau gula darah 2 jam setelah makan 75g glukosa >200mg%.
Penderita DM (diabetesi) sering tidak menyadari tingginya gula darah kecuali pada saat yang tidak disengaja, misalnya cek kesehatan untuk melamar pekerjaan, atau periksa ke dokter dengan gejala yang sebenarnya merupakan manifestasi penyakit yang sudah kronis, misal bekas kencingnya dikerubuti semut, sering kesemutan, sering cepat merasa lelah.


Tingginya kadar gula disebabkan terganggunya organ pankreas sehingga hormon insulin yang dihasilkan jumlahnya sedikit yang tidak mencukupi untuk menurunkan kadar gula darah atau jumlahnya mencukupi namun kualitasnya rendah sehingga tetap tidak bisa menurunkan kadar gula darah. Kerja Insulin adalah mendorong glukosa darah ke sel tertentu (untuk diubah menjadi energi) dan mengubah kelebihan glukosa darah menjadi glikogen yang disimpan di hati dan otot sebagai timbunan energi.

DM adalah penyakit berbahaya karena bila tidak tertangani mengakibatkan komplikasi ke semua bagian tubuh, dari kulit, mata, jantung, ginjal, pembuluh darah sampai tangan dan kaki. Tiga kondisi DM yang dapat menyebabkan kematian: gangguan pembuluh darah otak, gangguan pembuluh darah jantung dan otot jantung, gangguan fungsi ginjal.

DM tergolong penyakit keturunan, sehingga seseorang yang memiliki orang tua DM harus menjaga pola hidupnya dari faktor-faktor yang dapat memicu munculnya DM.
Gejala utama DM adalah 3P, polidipsi (banyak minium), polifagi (banyak makan), poliuri (banyak kencing). Gejala lainnya:


  1. Penurunan berat badan dalam waktu yang singkat akibat dari hilangnya jaringan lemak dan otot sehingga sering dikatakan diabetesi makan tubuhnya sendiri,
  2. Astenia (rasa lemah), terjadi karena badan kehilangan air dan elektrolit lewat urin,
  3. Rasa nyeri,laki-laki pada zakarnya, perempuan pada duburnya,
  4. Kejang-kejang kaki, terjadi akibat hilangnya elektrolit serta dehidrasi,
  5. Pembesaran hati,
  6. Gangguan Penglihatan, katarak,
  7. Adanya Glukosa di dalam urin,
  8. Gatal-gatal,
  9. kesemutan di ujung-ujung jari,
  10. disfungsi ereksi.
Pengobatan DM meliputi 6 aspek:
  1. Edukasi,
  2. Perubahan pola hidup, misal pengendalian stres, peningkatan spiritual,
  3. Perubahan pola makan, dengan menerapkan Food Combining, menghindari makanan dan minuman yang tidak bermanfaat,
  4. Olah raga yang teratur, tiap 2 hari sekali,
  5. Terapi Konvensional dengan obat-obatan kimia, bagi diabetesi yang telah mengkonsumsi dan secara bertahap diturunkan dosisnya sampai kemudian ditinggalkan dan secara penuh beralih ke Pengobatan Tradisional yang meliputi Herbal dan Teknik Terapi, seperti kiropraksi, akupunktur, akupresur dan Bekam. Dengan pengobatan tunggal semata obat kimia, sebaik apapun jenisnya tidak akan berguna karena sifatnya yang simtomatis dan fungsi pankreas tiap tahun tetap akan menurun secara signifikan
Fungsi herbal dalam mengobati DM adalah : menurunkan kadar gula darah, memperbaiki fungsi pankreas, membangun kembali sel dan jaringan pankreas yang rusak, meningkatkan efektifitas insulin serta menyembuhkan komplikasi DM.
Beberapa Herbal yang sesuai untuk DM:
  1. Buah Pare, mengandung charantin, polipeptida P dan Visin yang bersifat Hipoglikemik,
  2. Buah Makasar, sangat baik untuk DM pada saat kadar gulanya cukup tinggi,
  3. Daun Pegagan, memperbaiki peredaran darah dan mengenyahkan toksin,
  4. Brotowali (Tinospora Crispa),
  5. Lidah Buaya (Aloe Vera), menstimulasi pankreas,
  6. Haba Sauda (Nigella Sativa), menstimulasi pankreas,
  7. Ciplukan (Physallis Peruviana),
  8. Daun Mimba (Azhadirachta Indica Juss),
  9. Sambiloto (Andrograpis Panikulata),
  10. Pulai (Alstonia Scholaris R. Br)
  11. (Tetracera Indica),
  12. (Pithecellobium Jiringa),
  13. (Barringtonia Racemosa),
  14. Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa)
  15. Virgin Cocounot Oil



Artikel Terkait: