Rabu, 28 Agustus 2013

Pengalaman Buruk Semasa Kecil Picu Perilaku Seks Berisiko



WANITA yang mengalami perlakuan kasar secara fisik, verbal maupun seksual semasa kanak-kanak lebih mungkin memiliki perilaku seksual yang berbahaya pada masa dewasa. Ini membuat wanita tersebut berada pada risiko yang lebih besar untuk terkena penyakit seksual menular atau hamil di luar nikah. Begitu laporan penelitian yang dimuat Family Planning Perspectives Oktober ini.

“Semakin kasar pengalaman yang dimikili seseorang semasa kanak-kanak, semakin besar pula kemungkinan mereka memiliki perilaku yang berisiko,” tutur  Dr Susan D Hillis, seorang ahli penyakit kandungan di Centers for Disease Control and Prevention di Atlanta, Georgia, AS.
Dalam penelitiannya, Hillis menggunakan data 5.000 wanita berusia di atas 25 yang dirawat di lembaga tempat ia bekerja itu. Kepada mereka ia menanyakan pengalaman masa kecilnya meliputi penganiayaan secara fisik, verbal, dan seksual, menyaksikan aksi kekerasan antarpasangan, atau hidup bersama dengan pelaku tindak kekerasan, pelaku kriminal atau seseorang yang secara mental tidak sehat. Responden juga ditanya apakah sudah melakukan hubungan seks sebelum usia 15, memiliki 30 pasangan atau lebih, atau menganggap diri berisiko terkena AIDS.
Hasilnya, hampir 60 persen responden itu melaporkan memiliki sedikitnya satu pengalaman negatif itu pada masa kanak-kanak. Diungkapkan, wanita yang mengalami salah satu dari pengalaman buruk di atas, kemungkinannya dua kali lebih besar untuk melakukan hubungan seks sebelum usia 15 dibanding wanita yang tidak punya pengalaman negatif itu.
Adapun wanita yang mengalami semua pengalaman buruk itu pada masa kanak-kanak, kemungkinannya 11 kali lebih besar untuk berhubungan seks sebelum usia 15, merasa tujuh kali lebih besar untuk terkena AIDS, dan 14 kali lebih besar pernah melakukan hubungan seks dengan 30 orang yang berbeda. “Apa yang kita lihat di sini adalah efek jangka panjang hidup dalam keluarga yang tidak sehat,” ujar Hillis. “Perilaku berisiko itu mencerminkan upaya untuk memperoleh keintiman yang tidak mereka peroleh semasa kanak-kanak,” tambahnya. Mungkin ini pula sebabnya di Bandung, ada mahasiswa mau berisiko membintangi film pornonya sendiri.




Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JANGAN LUPA BERKOMENTAR DAN UNGKAPKAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL INI.

NO SARA
NO PORNOGRAFI
NO SPAM
NO LINK ON
NO LINK OFF

JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMBAGIKAN ARTIKEL INI KE JEJARING SOSIAL YANG ANDA SUKA YA :)