Pidato tersebut disampaikan Khamenei dal
am Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) GNB di Teheran, Iran, Kamis (30/8). Dalam pidato itu, Khamenei menyitir pernyataan Soekarno tentang latar belakang didirikannya GNB. Khamenei menyebut Bapak Bangsa Indonesia itu dengan nama Ahmad Sukarno.
"Tamu-tamu kami berkumpul di sini dari lokasi geografis yang berbeda, jauh dan dekat, dan mereka berasal dari negara dan ras dengan ideologi yang beragam. Mereka memiliki karakteristik budaya dan sejarah yang berbeda pula. Tapi, seperti yang dikatakan Ahmad Sukarno, satu dari para pendiri gerakan ini di Konferensi Bandung 1955 yang legendaris, dasar dari pendirian Gerakan Non-Blok bukanlah kesamaan geografis, rasial, atau relijius, melainkan adanya kesamaan kebutuhan," demikian Khamenei seperti dalam rilis resmi yang diterima ROL.
Khamenei menambahkan, Soekarno dan para pendiri GNB lain pada waktu itu telah sadar bahwa negara-negara ini membutuhkan ikatan yang dapat melindungi dari jaringan yang otoritarian dan arogan. "Hari ini, dengan semakin berkembang dan menyebarnya alat-alat hegemoni, kesamaan kebutuhan itu masih ada," tandasnya.
Soekarno adalah satu dari lima pendiri GNB, yakni Presiden Mesir Gamal Abdul Naser, Presiden Yugosloavia Josip Broz Tito, Perdana Menteri India Pandit Jawaharlal Nehru, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=403450413041688&set=a.227150314005033.63713.214985411888190&type=1&relevant_count=1