Minggu, 04 November 2012

Tetap Bekerja saat sakit, Malah Lebih Buruk


Anda termasuk orang yang tetap bekerja saat sakit? Bila benar, maka Anda sebenarnya sedang menambah hari sakit di masa depan dibandingkan dengan rekan yang memilih beristirahat di rumah saat kesehatan terganggu. Demikian kesimpulan terbaru para peneliti di Karolinska Institutet, Stockholm, Swedia.


Para peneliti tersebut menemukan para pekerja yang tetap bekerja dalam keadaan sakit, yang diistilahkan dengan 
sickness presenteeism, ternyata memiliki ketidakhadiran kerja yang lebih banyak. Itu artinya usaha para pegiat kerja untuk tetap masuk dengan alasan hendak mengurangi ketidakhadiran malah berakibat lebih buruk.

"Ketidakhadiran mereka makin bertambah banyak. Mendorong orang agar masuk kerja saat ia sakit hanya akan menambah cutinya karena sakit," ujar Gunnar Bergstrom, ketua tim riset di Karolinska Institutet.

Untuk para pegiat kerja yang tetap masuk kerja saat sakit, ia akan memiliki 30 hari sakit yang lebih banyak. Kemungkinan untuk hal itu adalah 40 hingga 50 persen.

Sayangnya penelitian juga mengungkap bahwa banyak orang yang lebih memilih masuk saat sakit. Meski demikian, perasaan sakit bukan hanya disebabkan kesehatan yang buruk. Namun lebih didasarkan faktor lain seperti hubungan kerja yang tak harmonis. Jadi jika Anda merasa sakit, jangan memaksa diri untuk bekerja. Istirahatlah. Asalkan sakit Anda sungguhan.(ANS/Reuters)

sumber: www.liputan6.com


Artikel Terkait: