Eksibisionis berasal dari kata exhibition yang berarti pameran atau memamerkan. Dalam dunia psikologi, eksibisionis merupakan dorongan seksual yang terus-menerus dan mendesak dengan mempertontonkan bagian genitalnya kepada orang lain. Dorongan tersebut bertujuan untuk membuat orang terkejut, takut, atau kagum.
Gangguan ini biasanya terjadi saat remaja dan berlanjut hingga dewasa. Baik pria maupun wanita bisa mengalami gangguan ini. Pria penderita eksibisionis akan merasa puas bila wanita terkejut saat melihat organ genitalnya. Sementara pada wanita pengidap eksibisionis akan mendapatkan kepuasan bila melihat pria terangsang saat melihat payudara, alat kelamin, atau pantatnya. Penderita eksibisionis melakukan masturbasi saat berfantasi atau ketika benar-benar memamerkannya. Eksibisionisme dapat dikategorikan sebagai paraphilia yang tergolong aneh tapi tidak langka.
Eksibisionis akan terjadi berulang, intens, dan terjadi selama periode minimal 6 bulan. Pengidap gangguan ini memiliki dorongan atau perilaku yang menimbulkan gairah seksual yang berkaitan dengan mempertontonkan alat kelaminnya kepada orang yang tidak dikenal. Seseorang yang bertindak berdasarkan dorongan tersebut atau dorongan dan fantasi tersebut menyebabkan orang tersebut mengalami distress atau mengalami masalah interpersonal.
Penyebab Eksibisionisme
Psikologis
Perkembangan psikologis yang tidak sempurna saat masih anak-anak bisa memicu seseorang mengidap eksibisionis. Pada saat itu penderita tidak bisa berinteraksi dengan lawan jenis akibat perasaan rendah diri, tidak aman, atau sikap ibu yang sangat protektif dan dominan. Pengalaman kurang menyenangkan di masa kecil berperan besar terhadap rendahnya tingkat keterampilan sosial dan harga diri, rasa kesepian dan terbatasnya hubungan intim.
Eksibisionis termasuk penyimpangan kejiwaan dalam hal seksual jika mempertontonkan organ intim untuk kepuasan pribadi. Seseorang yang senang memamerkan organ seks cocok bila digolongkan ke dalam narcism, yakni orang yang senang memuja dirinya sendiri. Mereka merasa dirinya menjadi pusat perhatian sehingga tampilannya selalu mengundang perhatian.Umumnya pengidap eksibisionis rata-rata sudah menikah namun memiliki hubungan seksual yang tidak memuaskan dengan pasangannya.
Biologis
Pengidap eksibisionis kebanyakan adalah laki-laki. Hal ini mendorong adanya spekulasi bahwa hormon utama laki-laki yakni androgen berperan dalam gangguan ini. Berkaitan dengan perbedaan dalam otak, suatu disfungsi pada lobus temporalis dapat memiliki relevansi dengan sejumlah kecil kasus eksibisionisme.
Bila faktor biologis berperan penting, kemungkinan besar hal itu hanya merupakan salah satu faktor dari rangkaian penyebab yang kompleks mencakup pengalaman sebagai salah satu faktor utama. Dalam teori biologis, hal ini sangat dipengaruhi oleh faktor genetik atau faktor hormonal.
Sosiokultural
Lingkungan dan budaya yang mendukung yang ada disekeliling eksibisionisme dapat menjadi faktor penyebab. Apa yang dilihat di lingkungan dapat menjadi stimulus bagi individu.
Menurut pandangan psikoanalisis, gangguan itu muncul akibat adanya gangguan karakter yang dahulu disebut gangguan kepribadian, sehingga sangat sulit untuk ditangani dengan keberhasilan yang cukup memadai.
Artikel Terkait:
kesehatan dan kecantikan
- 20 Keajaiban madu untuk tubuh
- Makanan Penurun Kolesterol Trigliserida
- Penyebab Kolesterol Tinggi
- Menurunkan Kolesterol dan Trigliserida
- 7 Manfaat Madu untuk Kesehatan
- Pertolongan Pertama Pada STROKE
- Jangan Makan Mie Instan Pakai Nasi
- Kekurangan Sel Darah Merah "Anemia Hemolitik"
- Kelebihan Hormon Pertumbuhan Dapat Mengakibatkan Akromegali
- Gejala Dan Penyebab Bronkiektasis
- Radang Sendi Dan Tendon
- Kelainan Jantung Bawaan "Kanal Atrioventrikular"
- Seputar Tentang Leukimia Limfosit Akut
- Paru-Paru Menciut "Atelektasis"
- Sering Kram Perut? Bisa Jadi Terkena Penyakit Ginjal Polikista
- Sindroma Defisiensi Poliglanduler
- Debu Kapas Bisa Membayakan Paru-Paru
- Alergi Akibat Olahraga
- Sindroma Alport, Penyakit Ginjal Yang Diwariskan Orangtua
- Alergi Logam Perhiasan
- Mengenal Penyakit Tendinitis
- Gejala Syok Kardiogenik
- Sindroma Hiper Eosinofilik Idiopatik Bisa Picu Kematian
- Berbagai Penyebab Pneumonia Aspirasi
- Terapi Mengatasi Alergi Kacang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
JANGAN LUPA BERKOMENTAR DAN UNGKAPKAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL INI.
NO SARA
NO PORNOGRAFI
NO SPAM
NO LINK ON
NO LINK OFF
JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMBAGIKAN ARTIKEL INI KE JEJARING SOSIAL YANG ANDA SUKA YA :)