Maha Suci ALLAH.
Maha Agung DIA. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Maha Agung DIA. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Memberi hikmah kepada siapa yang dikehendakiNya, dan mencabut hikmah dari siapa yang dikehendakiNya.
Teringat satu kejadian beberapa hari yang lalu. baru terasa begitu besar hikmah yang bisa dipetik.
Saya terbangun sebelum waktu subuh. Menyempatkan diri mengambil air wudlu untuk shalat malam sembari menanti waktu subuh. SUBHANALLAH… dari taman dalam rumah saya melihat cahaya bulan begitu terang. Sangat terang dan indah, bahkan saya merasa baru kali ini melihat bulan yang begitu indah. Bintang-bintang juga begitu rapi mendampingi sang bulan. ALHAMDULILLAH… satu malam yang sangat saya syukuri. Sangat saya syukuri keindahannya.
Selepas wudlu, saya menyempatkan diri shalat sampai datang waktu subuh. Entah kenapa saya terus teringat si bulan. saya pun langsung keluar kamar dan kembali ke posisi awal saya menikmati lukisan Tuhan itu. Tapi ternyata berbeda. Saya tidak lagi melihat bulan dan bintang yang tadi terlihat begitu kokoh dan gagah. Semua seolah lenyap ditutup awan. Saya kecewa, sangat kecewa. Itu adalah kesempatan langka yang jarang saya dapatkan.
Dari kejadian itu saya menyadari satu hal. Jika cahaya bulan itu adalah hidayah, dan mata ini adalah hati. Adalah wajar jika mata tak bisa melihat cahaya bulan, karena ia tertutup awan gelap. Demikian juga dengan hidayah. Ia bisa tertutup. Maka bisa jadi hati ini begitu singkat menikmati indahnya hidayah, jika hati ini tertutupi awan maksiat.
Teringat seorang sahabat seperjuangan kuliah dulu pada waktu menjadi mahasiswa baru. Beliau dulu sangat hanif, sangat alim, dan begitu berkarisma. Tapi beliau berubah drastis beberapa tahun kemudian. Dulu beliau tidak pernah meninggalkan shalat berjamaah dimasjid kampus. Terakhir tidak pernah terlihat dimasjid. Dulu beliau yang selalu berpakaian rapi dan sopan, berganti pakaian (terlalu) gaul yang tidak enak dipandang. Dulu yang setiap hari tilawah di masjid, terakhir saya lihat merokok dijalanan kampus.
Sedih, miris, ironis. Semua penyesalan seolah mengiris hati ini jika teringat saudara seiman, seperjuangan, lalai dan menyingkir dari hidayah ALLAH. Ampuni beliau ya Rab, ampuni kami…
Ampuni kami Ya Rab, berikan kami hidayahMu, tunjukilah kami selalu ke jalan yang lurus.
Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa. Menjadikannya pelajaran untuk bekal kita hidup di dunia.
Renungan Islam