Efek Tyndall adalah penghamburan cahaya oleh larutan koloid, peristiwa di mana jalannya sinar dalam koloid dapat terlihat karena partikel koloid dapat menghamburkan sinar ke segala arah.Sifat penghamburan cahaya oleh koloid di temukan oleh John Tyndall, oleh karena itu sifat ini dinamakan Tyndall. Efek dari Tyndall digunakan untuk membedakan sistem koloid dari larutan sejati, contoh dalam kehidupan sehar-hari dapat diamati dari langit yang tampak berwarna biru atau terkadang merah/oranye, debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah. Selain itu contoh lainnya adalah pada koloid kanji dan larutan Na2Cr2O7, maka sinar dihamburkan oleh sistem koloid tetapi tidak dihamburkan oleh larutan sejati hal ini dapat dilihat terdapat berkas sinar pada larutan. Larutan koloid kanji memiliki partikel-partikel koloid relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar dan sebaliknya Na2Cr2O7, memiliki partikel-partikel yang relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi sedikit kecil dan sulit diamati.
Gejala Efek Tyndall
Bila kita terjebak di hutan tropis lebat pada pagi hari dimana kabut mengelilingi kita, sinar matahari akan tampak jelas menerobos sela-sela pepohonan. Asap dan kabut merupakan koloid, partikel terdispersinya memiliki ukuran lebih kecil dari larutan sejati juga tidak sebesar suspensi kasar, kurang lebih 1-100 nm.
Partikel terdispersi pada debu dan kabut atau pada sistem koloid lain mampu menyerap cahaya matahari dan menghamburkan kembali sesuai dengan panjang gelombangnya. Efek Tyndall dapat menerangkan mengapa langit pada siang hari berwarna biru, sedangkan ketika matahari terbenam di ufuk barat berwarna jingga atau merah. Hal tersebut dikarenakan penghamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel koloid di angkasa, dan tidak semua frekuensi sinar matahari dihamburkan dengan intensitas yang sama.
Oleh karena intensitas cahaya berbanding lurus dengan frekuensi, maka ketika matahari melintas di atas kita, frekuensi paling tinggilah yang banyak sampai ke mata kita, sehingga kita melihat langit biru. Ketika matahari hampir terbenam, hamburan cahaya yang frekuensi rendahlah yang lebih banyak sampai ke kita, sehingga kita menyaksikan langit berwarna jingga atau merah. Coba kita ingat lagi pelajaran waktu SD tentang urutan cahaya dalam spektrum cahaya, merah-jingga-kuning-hijau-biru-ungu. Dari urutan merah sampai ungu, frekuensinya semakin tinggi. Jadi warna-warna yang mendekati merah memiliki frekuensi cahaya tinggi, dan warna-warna yang mendekati ungu memiliki frekuensi cahaya rendah.
Jadi, kesimpulannya Efek Tyndall terjadi karena ukuran partikel koloid. Karena partikel yang kecil itulah yang membuat langit berwarna. Karena partikel kecil itulah yang membuat kita semua hangat saat malam tiba.
Artikel Terkait:
IPA
- TABLE OR PIL THAT CAN AVOID OBESITY
- TABLE PERBEDAAN ANTARA ARTERI DAN VENA
- HUBUNGAN DAN SAMBUNGAN KAYU
- Jenis-jenis Kayu Olahan
- Kekuatan kayu
- Perusak Kayu
- Medan Magnet
- Usaha Dan Daya Dengan Contoh Soal
- Hujan Dan Pelangi
- Rotasi Dan Revolusi Bumi
- Perkembang Biakan Hewan Dan Tumbuhan
- Gempa Bumi
- gunung berapi
- Sifat-Sifat Koloid
- Kebiasaan Unik Dinosaurus di Dunia
- Tes Kesehatan Paling Unik di Dunia
- 10 Misteri dan Keunikan Tubuh Manusia
- 8 Misteri dan Fakta Aneh yang Menyertai Pembentukan Bulan
- FUNGSI GINJAL
- ALAT-ALAT PERKEMBANG BIAKAN PADA HEWAN
- PROSES PEMBENTUKAN DAN PEMASAKAN SPERMATOZOA
- MENSTRUASI PADA WANITA
- SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
- Manfaatkan Pekarangan sebagai Apotik Hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
JANGAN LUPA BERKOMENTAR DAN UNGKAPKAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL INI.
NO SARA
NO PORNOGRAFI
NO SPAM
NO LINK ON
NO LINK OFF
JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMBAGIKAN ARTIKEL INI KE JEJARING SOSIAL YANG ANDA SUKA YA :)