Selasa, 31 Desember 2013

METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI


METODE PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI : 
1.      Metode System Development Life Cycle (SDLC) 
Model SDLC  atau Sekuensial Linier sering disebut juga Model Air Terjun. Model ini mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak terlalu disarankan untuk small scale project karena:


v  Resource intensive
v  Tidak fleksibel
v  Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat
Tahapan-tahapan (SDLC):
  1. Fase Perencanaan Sistem
Dalam tahapan ini dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Penyediaan sumber daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah : Langkah-langkah detail rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.
  1. Fase Analisis Sistem
v  Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala system, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
v  Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
v  Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
v Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan untuk mengembangkan suatu sistem baru.
v  Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan pemakai.
v  Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
v  Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju

  1. Fase Perancangan Sistem secara Umum
v Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
v Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
  1. Fase Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan, dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.

  1. Fase Perancangan Sistem secara Detail
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail. Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan secara online atau batch. Macam-macam model dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error ditentukan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan. Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas implementasi lainnya.
  1. Fase Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
v  Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
v  Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
v  laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
1.      Rencana implementasi dalam bentuk Gantt Chart atau Program and Evaluation Review Technique (PERT) Chart
2.      Penjadwalan proyek dan teknik manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk melaksanakan implementasi sistem, seperti :
·         Pengembangan perangkat lunak
·         Persiapan lokasi peletakkan sistem
·         Instalasi peralatan yang digunakan
·         Pengujian Sistem

Kelebihan dan Kekurangan
  1. Kelebihan
v  Mudah diaplikasikan.
v  Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan pemeliharaan.
  1. Kekurangan
v  Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
v  Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
v  Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang dari awal.
v  Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.

  1. Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool pengembangan untuk menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapan Model Prototyping
  1. Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
  1. Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
  1. Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
  1. Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
  1. Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
  1. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
  1. Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
Kelebihan dan Kekurangan
  1. Kelebihan
v  Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
v  Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
v  Digunakan untuk memperluas SDLC.
  1. Kekurangan
v  Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
v  Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
v  Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
v  Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.
3.     Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
Tahapan-tahapan Model RAD
  1. Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi  seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di mana informasi digunakan,  siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan.
  1. Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..
  1. Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
  1. Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu
  1. Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.

Kelebihan dan Kekurangan
  1. Kelebihan
v  RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
v  Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
  1. Kekurangan
v  Tidak cocok untuk proyek skala besar
v  Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
v  Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
v  Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
4.     Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap secara bertahap.
Tahapan-tahapan Model Spiral
  1. Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
  1. Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg berhubungan.
  1. Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
  1. Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut.
  1. Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan kepada pemakai.
  1. Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
Kelebihan dan Kekurangan
  1. Kelebihan
v  Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
v  Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
v  Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
v  Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di dalam evolusi produk.
v  Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
v  Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
  1. Kekurangan
v  Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
v  Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
v  Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute
5.     Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Filosofi Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology
6.     Functional Decomposition Methodologies
Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan.
Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
- Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
- Information Hiding
7.     Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
1. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
2. Data Structured oriented methodologies, Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
8.     Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS mempunyai dua komponen, yaitu :
1. PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman prosedural.
2. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.
9.     Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.
Tahapan-Tahapan Model V
  1. Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para pengguna atau tidak
  1. System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
  1. Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul, ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang dipakai.
  1. Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
  1. Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Kelebihan dan Kekurangan
  1. Kelebihan
v  V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
v  V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change request terhadap V Model.
  1. Kekurangan
v  V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
v  V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
Penggunaan
V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman. Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.
10.                        Metode End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
Tahapan-tahapan EUD
  1. Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi
informasi.
  1. Tahap ketularan (contagion)
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
  1. Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
  1. Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing
Kelebihan dan Kekurangan
  1. Kelebihan
v  Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
v  Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri
oleh pemakai.
v  Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan
sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
v  Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan
serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
  1. Kekurangan
v  Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini
pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai
teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
v  End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem
informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
v  End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis
pemakai sekaligus pengembang sistem.

11.                        Metode Outsourcing
Outsourcing merupakan salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada pihak lain.
Kelebihan dan Kekurangan
  1. Kelebihan
v  Manajemen TI yang lebih baik, TI dikelola oleh pihak luar yang telah berpengalaman dalam bidangnya, dengan prosedur dan standar operasi yang terus menerus dikembangkan.
v  Fleksibiltas untuk meresponse perubahan TI yang cepat, perubahan arsitektur TI berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan
v  Akses pada pakar TI yang lebih baik
v  Fokus pada inti bisnis, perusahaan tidak perlu memikirkan bagaimana sistem TI-nya bekerja
  1. Kekurangan
v  Terdapat kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau pembocoran informasi perusahaan
v  Ada peluang sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan tersebut.
v  ransfer knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi sepenuhnya dilakukan oleh vendor.
v  Relatif sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan umumnya hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
v  Dapat terjadi ketergantungan kepada konsultan.
v  Resiko tidak kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan sistem informasi yang dikembangkan.


 Sekian Artikel dari ILMU 212 semoga dapat bermanfaat bagi para pembacanya. dan saya selalu berharap bahwa Artikel yang saya Postkan ini dapat berguna bagi semua orang Amin.
sampai jumpa lagi di Artikel Berikutnya. 



Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

JANGAN LUPA BERKOMENTAR DAN UNGKAPKAN PENDAPAT ANDA TENTANG ARTIKEL INI.

NO SARA
NO PORNOGRAFI
NO SPAM
NO LINK ON
NO LINK OFF

JANGAN LUPA UNTUK SELALU MEMBAGIKAN ARTIKEL INI KE JEJARING SOSIAL YANG ANDA SUKA YA :)